Home > Sejarah Hidup manusia > Tentang Lelucon Sejarah Bingungkan Ilmuwan Dunia
Tentang Lelucon Sejarah Bingungkan Ilmuwan Dunia
Saturday, August 4, 2012
- Sebelumnya
- 1 of 4
- Berikutnya
Kira-kira 320 juta tahun lalu, suatu
spesies makhluk kecil berbentuk lengkung mulai berpopulasi di samudera
bumi. Kerabat arachnida laut -semacam lobster dan kepiting- ini pernah
berkembang biak dengan pesat, namun mengalami kepunahan 280 juta tahun
yang lalu. Binatang ini adalah trilobite.
Manusia, seperti yang umum diterima oleh
mayoritas ilmuwan, mulai muncul sebagai suatu spesies tak lebih dari
2-3 juta tahun lalu. Dan sejarah manusia seperti yang kita ketahui saat
ini tak lebih dari 10.000 tahun.
Melihat usia fosil tersebut, kita bisa
menyimpulkan bahwa cerita tentang manusia yang menginjak sebuah
trilobite termasuk kategori fiksi ilmiah. Seorang manusia tidak mungkin
menginjak seekor makhluk yang telah punah jutaan tahun lalu, apalagi
seseorang dengan sepatu –yang tidak diragukan lagi merupakan indikasi
adanya peradaban. Ini adalah bukti yang menentang sejarah– fosil yang
mustahil.
Bulan Juni 1968, seorang kolektor fosil amatir William J. Meister
menemukan sebuah batu setebal 2 inci di Antelope Spring, Utah, AS.
Dengan pukulan palu-nya, dia menemukan fosil jejak kaki manusia. Tetapi
jejak kaki ini mempunyai suatu hal yang spesial - yaitu trilobite yang
terinjak. Tak lama kemudian berita menyebar ke seluruh dunia, beberapa
penyelidik mendatangi Antelope Spring, mencari beberapa
petunjuk-petunjuk lain yang dibuat oleh sepatu bergaya modern ini di
lapisan usia batu geologi yang menyimpang sangat jauh. Lelucon apakah
yang sedang dimainkan oleh sejarah?Penemuan terdahulu
Tahun 1852 sebongkah batu besar di Dorchester, Massachusetts, AS, diledakkan. Setelah itu, para pekerja menemukan sebuah artifak metalik yang mencurigakan diantara reruntuhan, yang telah terpecah menjadi dua.
Ketika menggabungkan kedua bagian tersebut, mereka menemukan bejana berbentuk seperti bel dengan ukuran dasar 6,5 inci (sekitar 16.5cm) dan tinggi 4,5 inci (sekitar 11.5 cm). Kemudian mereka mengetahui bahwa bejana tersebut dibuat dari seng bercampur perak. Artifak ganjil ini nampaknya dibuat dengan teknologi tinggi, namun terperangkap dalam batu yang terbentuk jutaan tahun yang lalu, ketika manusia belum eksis.
Penemuan-penemuan semacam ini tidaklah sedikit. Sesungguhnya, mereka mempertanyakan pemahaman modern atas asal mula manusia, situs-situs arkeologi memiliki waktu untuk menyembunyikan beragam obyek yang menantang.
Delapan tahun sebelum penemuan vas (jambangan) oleh Dorchester, sebuah paku besi yang sempurna ditemukan di dalam lapisan batu karang setebal 24 inci (=61cm) dalam tambang Kingoodie, Skotlandia. Ujung dari paku ini mencuat keluar, sementara satu inci dari ujung, termasuk kepala paku, tertancap di dalam batu.
Padahal dalam perhitungan kasar, batuan karang semacam itu paling tidak terbentuk 60 juta tahun lalu.
Di tahun 1880 an, seorang pengusaha
peternakan Colorado mengekstraksi bagian karbon pada lapisan mineral 300
kaki di bawah permukaan. Kemudian di rumahnya, saat dia memecah bagian
yang telah diekstrak, dia menemukan sarung tangan besi yang aneh. Kabar
penemuan ini menyebar dengan cepat, mereka menyebutnya sebagai Thimble
of Eve (Sarung Tangan Hawa), tetapi berkaitan dengan sifat korosifnya
dan penanganan yang berlebihan, akhirnya sarung tangan itu hancur.
Telah kita ketahui bahwa sarung tangan
sudah digunakan selama ribuan tahun lalu. Namun demikian, detail yang
mencurigakan dalam hal ini adalah karbon dimana sarung tangan itu
ditemukan, terbentuk 70 juta tahun lalu, antara jaman Cretaceous (Kapur)
dan Tertiary (Tertier). Menurut pemahaman modern (teori evolusi
Darwin), nenek moyang manusia pada masa itu bahkan belum berwujud kera,
hanya berupa mamalia lebih kecil, dengan mata menonjol keluar,
berayun-ayun diantara ranting-ranting pohon.
Cube of Salzburg (Kubus dari Salzburg)
merupakan cerita menarik lainnya. Cerita ini dipublikasikan umum pada
saat tahun 1885, seorang pelebur besi asal Austria memisah karbon
menjadi beberapa bagian dan menemukan artifak besi yang berbentuk
dadu/kubus. "Masing-masing sisi obyek asing ini benar-benar lurus dan
tegas; empat sisinya berbentuk rata, sedang dua sisi lain yang
berhadapan berbentuk cembung. Setengah bagian keatas merupakan celah
yang dalam" tulis Rene Noorbergen, spesialis dalam kasus ini.
Analisa kimia kemudian menetapkan bahwa
obyek tersebut tidak mengandung bahan-bahan semacam krom, nikel, atau
kobalt, namun sebagai penggantinya memilik komposisi semacam besi tempa.
Nampaknya komposisi ini menyimpang dari hipotesa bahwa dadu ini
merupakan benda meteorit, seperti anggapan beberapa pihak.
Penemuan arkeologi lain tersembunyi
dalam endapan karbon ditemukan di tahun 1891 oleh S.W. Culp, seorang
wanita asal Illinois, AS. Ketika dia sedang mengekstrasi material hitam
tersebut, tanpa sengaja, dia mematahkan pecahan karbon dan sebuah rantai
emas yang sangat tipis terpukul lepas. Rantai ini tersimpan di dalam
rongga berbentuk busur di dalam karbon.
Hal lain dipublikasikan tahun 1831 oleh
American Journal of Science, berkaitan dengan sebuah balok marmer yang
diambil dari kedalaman sekitar 60 kaki (= 18 m), yang kemudian
dipotong-potong menjadi bagian-bagian lebih kecil. Marmer tersebut,
diyakini telah terbentuk jutaan tahun lalu, memperlihatkan
potongan-potongan secara presisi 2 x 0,5 inci (5x1.25cm) - dengan bentuk
sangat mirip dengan karakter huruf u dan i. keteraturan symbol tersebut
memberikan kesan telah diukir oleh tangan-tangan manusia.
Hal yang mirip juga diungkapkan di tahun
2002 di Propinsi Guizhou, Tiongkok, dimana sebuah batu yang pecah telah
ditemukan, sekilas, menampilkan karakter huruf Tiongkok yang tidak
dapat dijelaskan asalnya, mengingat batu tersebut terbentuk 200 juta
tahun lalu. Peninggalan ini dikenal sebagai The stone of Hidden Words.
Fosil modern
Di tahun 1976, sebuah sendok ditemukan
dalam sebongkah batubara lunak Pennsylvania, AS, pada penggalian yang
dimulai tahun 1937, telah menarik perhatian umum. Mengesampingkan
penemuan-penemuan yang dapat ditafsirkan sebagai kejadian yang
kebetulan, kita coba menengok pada penemuan tulang manusia yang
disampingnya terdapat anak panah berujung tembaga sepanjang 10 inci (=25
cm), dalam tambang perak Colorado pada tahun 1967. Menurut perkiraan
umum, mineral yang terkandung didalamnya, telah berumur jutaan tahun,
lebih tua daripada ras manusia.
Ketika ilmu genetika dan biologi
menunjukkan kepada kita dengan penelitian-penelitan barunya setiap hari,
mencoba untuk memperjelas asal usul semua spesies, fosil-fosil baru
akan tetap bermunculan – semakin banyak petunjuk tentang kemajuan masa
lalu yang berusia sangat lama. Sering kali, penemuan-penemuan ini
memiliki andil dalam memahami asal usul manusia yang jauh menyimpang
dari apa yang selama ini telah dipercaya.
Mungkin fosil yang paling kontroversial
di tahun-tahun belakangan ini adalah fosil yang ditemukan oleh seorang
geologis dari Universitas Jadaypur di Kalkuta, India. Fosil berusia
1.100 juta tahun, batu berwarna kemerah-merahan ditemukan di Madhya
Pradesh, Chorhat, menakjubkan para ilmuwan. Ini mirip dengan jejak
zigzag yang dibuat oleh cacing.
Fosil semacam ini yang paling tua
diketahui berasal dari Namibia dan Tiongkok, dan dari petunjuk yang ada,
dipahami berasal dari organisme yang terdiri dari banyak sel, dimana
bentuknya mengalami evolusi kira-kira 600 juta tahun lalu. Jika penemuan
di India ini telah ditafsirkan dengan baik, maka hal tersebut akan
membawa pertimbangan ulang yang serius tentang dasar teori evolusi,
memberikan lompatan raksasa (400 atau 500 juta tahun) antara fosil ini
dengan yang ditemukan di Namibia dan Tiongkok.
"Jika anda melihat organisme skala
sentimeter dan kemudian tidak melihatnya lagi selama 400 juta tahun,
anda akan mempunyai banyak hal untuk dijelaskan," kata seorang ahli
purbakala Andrew Knoll dari Harvard University.
Setelah petunjuk baru yang ditemukan di
batu-batuan serupa, para ilmuwan yang tidak percaya dipaksa untuk
menganalisa umur bebatuan itu lagi. Tetapi spesimen (zirconium crystals)
ini tetap menunjukkan kemustahilannya, sehingga keluar pernyataan
"semakin menarik dan semakin mustahil" seperti yang diungkapkan oleh
Adolph Seilacher seorang ahli fosil dari Universitas Yale.
Seilacher percaya bahwa berdasarkan apa
yang telah diterima umum, fosil jejak ini tidak mungkin berasal dari
binatang. Namun demikian dia menambahkan: "Pada saat yang sama, saya
harus menerima bukti tersebut. Saya belum menemukan ataupun mendengar
penjelasan lain dari ilmuwan lain. Apakah ada penjelasan non-biologi
untuk petunjuk ini?" Penelitian ini diterbitkan pada jurnal Science 2
Oktober 1998.
Sesungguhnya, banyak fosil yang
menantang pemahaman modern tentang sejarah. Penunjukan tangan manusia
yang lengkap (berikut kuku-kukunya) berumur 110 juta tahun telah
ditemukan di Limestone, Glen Rose, Texas; sebuah jari membatu yang
berumur 100 juta tahun (fosil diidentifikasikan sebagai OM93-083),
dimana tulang strukturnya terlihat melalui radiografi, telah ditemukan
di Axel Heiberg Island di Canada; ada juga penemuan jejak kaki manusia
raksasa yang terkenal disamping fosil dinosaurus di Rio Paluxy, Texas;
dan masih banyak lagi. Keandalan teori-teori saat ini seringkali
dikejutkan "fosil mustahil" yang bermunculan. (eph) www.suaramedia.com
Terima kasih anda telah membaca artikel Tentang Lelucon Sejarah Bingungkan Ilmuwan Dunia. Tak lengkap rasanya jika kunjungan anda di blog Inspirasiku-iq tanpa meninggalkan komentar. Untuk itu silahkan berikan tanggapan anda pada kotak komentar di bawah. Semoga artikel Tentang Lelucon Sejarah Bingungkan Ilmuwan Dunia ini bermanfaat untuk anda.
Home »
Sejarah Hidup manusia
»
Tentang Lelucon Sejarah Bingungkan Ilmuwan Dunia
Artikel Terkait :
Widget by [ inspirasiku-iq ]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment