| Sketsa imajiner Gunung Padang |
Tim Terpadu Penelitian Mandiri
Gunung Padang, meyakini situs megalitik ini 10 kali lipat lebih luas
dari Candi Borobudur. Hal ini disampaikan oleh arkeolog Ali Akbar , Sabtu 23 Juni 2012, setelah struktur Gunung Padang wilayah timur berhasil terbuka.
“Dari sebelah timur ini kita menemukan 20 lebih terasering yang menjadi bagain dari konstruksi Gunung Padang saat ini. Terasering ini cukup tersusun rapi, diperkirakan terus memanjang hingga 200 meter lebih dari konstruksi punden berundak," kata Ali.
"Hingga saat ini kita sudah mencapai jarak seratus meter keberadaan terasering di bagian timur hingga utara secara melingkar. Ini 10 kali lebih luas dari Borobudur,” lanjutnya lagi.
Untuk struktur di bagian selatan, tim mendapatkan kesulitan. Kondisi teras-teras ditemukan sudah berantakan, diduga akibat bencana besar di masa lalu. Hal ini membuat konstruksinya longsor dan hancur. Namun tim masih menemukan struktur berupa teras-teras kecil yang tersisa.
Untuk eskavasi di bagian barat, tim terkendala tumpukan tanah akibat longsor dari bukit yang ada di sebelahnya. Di sisi ini tumpukan tanah diperkirakan jauh lebih tebal dibandingkan wilayah timur dan selatan, sehingga tim hanya menyusuri struktur dari permukaan saja.
“Dari setiap sudut ini kita menemukan beberapa tangga yang diduga jalan untuk masuk ke puncak punden berundak yang diperkuat oleh adanya mata air di setiap gerbangnya. Namun bukti adanya pintu masuk ke dalam perut situs ini nampak dari bagian timur," dia menjelaskan.
Berbagai langkah dan metode terus dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil arkeolog di sekitar kawasan Gunung Padang. Namun riset ini difokuskan di wilayah timur. “Kita terus berkoordinasi dengan tim geologi. Hasil pemindaian menjadi acuan utama eskavasi arkeologi untuk menemukan misteri ruang dan pencarian jalan masuknya,” ujarnya.
sumber:vivanews.com






kyat
Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII
atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis
sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia
kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran
ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah
daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi
oleh tokoh-tokoh pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda.











