Home > Renungan dan Motivasi > Untuk mu Ukhti Yang Akan Menikah
Untuk mu Ukhti Yang Akan Menikah
Thursday, September 6, 2012
Assalamu`alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh
Ukhti… semoga Allah Ta`ala selalu menjagamu dalam ketaatan.
Aku tidak tahu harus berbuat apa yang terbaik ketika aku sadar dengan apa yang terjadi pada sahabatku ukhti Muslimah, aku sadari juga aku bukanlah orang yang tepat untuk berbicara masalah ini, tapi sebagai sahabatmu, inilah risalah untukmu ukhti Muslimah…
Terpikir olehku bagaimana bahagianya orang tua dan keluarga ketika ia melihat hadirnya seorang cucu dari anaknya sendiri, dan semua itu tak akan terjadi tanpa adanya sebuah ikatan suci yang mendahuluinya, yaitu sebuah pernikahan. Sebuah kata yang sakral, yang barangkali tak pernah terpikir sebelumnya bagaimana peliknya, atau bahkan belumlah terpikir bagaimana bahagianya, hidup bersama dengan orang yang begitu kita cintai, teman dan bukan hanya sekedar teman, bahkan ia adalah teman tanpa batas, seorang teman dari lawan jenis yang halal bagi kita.
Mungkin itu hanyalah sebuah pendahuluan yang tak berarti, Karena boleh saja untuk engkau lewati, tapi pasti tadi telah terbaca (-jangan bilang tidak), he he he…
Beralih ke pembicaraan kita …
Rasulullah telah bersabda dalam salah satu haditsnya bahwa seorang
wanita itu dipilih karena empat perkara; namun, yang paling diutamakan
adalah agamanya, kenapa? Karena dengan menikahi wanita yang beragama
niscaya insya Allah hidupnya akan selamat baik itu di dunianya maupun di
akhiratnya, begitu juga dengan wanita tak jauh beda haruslah ia juga
memilih seorang laki-laki yang akan menjadi pendamping hidupnya itu
seorang yang beragama, karena ia adalah akan menjadi pemimpin dalam
sebuah keluarga. Dan yang akan bertanggung jawab di akhirat kelak
tentang bagaimana kepemimpinannya di keluarganya (-karena yang kita
bicarakan di sini adalah tentang itu).
Sekarang aku bertanya: sudah siapkah engkau dengan semua itu?
Ketika ada seorang yang datang kepadamu, apa yang engkau pikirkan? Apa yang engkau inginkan darinya? Kriteria yang bagaimanakah yang engkau dambakan? Apakah semua itu sudah ada padanya?
Kalau engkau pandang bagaimana agamanya, maka itulah yang ahsan, sebaik-baik pilihan. Karena dialah yang akan mendampingimu di dunia maupun di akhirat, insya Allah. Kalau yang engkau inginkan adalah seorang yang bisa menjagamu, menjaga agamamu, manjaga harga dirimu, maka itu juga bukan merupakan pilihan yang salah. Ataukah engkau inginkan seorang yang bisa menafkahimu baik lahir ataukah batin, bisa membahagiakanmu, maka demikianlah yang didambakan oleh setiap wanita. Ok! Kemudian apakah semua itu telah ada padanya?
Hanya dirimu yang bisa menjawabnya. Pikirkanlah.
Menikah… takut? Ragu? Ataukah perasaan apalagi?
Takut dengan orang tua yang nggak mengijinkanmu menikah saat ini?
Ragu apakah akan bisa mendapatkan pekerjaan setelah status menikah?
Ukhti… semoga Allah Ta`ala selalu menolongmu.
Barangkali suatu hal yang wajar ketika halangan untuk menikah adalah dari orang tua kita sendiri, barangkali mereka takut putrinya tidak bisa bekerja untuk membantu suamiya, terkadang yang banyak terjadi adalah perkataan sebagian orang: “Masak sih kami sebagai orang tuamu yang sudah menyekolahkanmu sampai setinggi ini akhirnya hanya menikah tanpa mencari kerja dulu…” Dan mungkin banyak perkataan serupa yang bisa saja keluar dari keluarga kita. Dan… semua itu akan kembali pada sejauh mana kita bisa mendekati mereka, mengajak bicara mereka, menasihati mereka kepada kebaikan dan ketaqwaan.
Ukhti… semoga Allah Ta`ala senantiasa menolongmu.
Berapa kali harus aku katakan, hendaklah kita bersabar dalam mendakwahi mereka…
Sungguh mereka itu adalah belum mengerti dan semoga Allah memberikan kepada kita petunjuk dan hidayah kepada mereka dan kepada kita. Wahai ukhti, berilah mereka pengertian dengan cara yang baik dan nasihat yang menyembuhkan dengan senantiasa berdoa memohon kepada Allah agar diberi kemudahan.
Kalau saja mereka para orang tua dapat berpikiran seperti apa yang kita pikirkan, barangkali pernikahan itu bukanlah sebuah permasalahan, hanya saja, terkadang masing-masing orang mempunyai keunikan sendiri-sendiri, ada yang orang tuanya sudah mengijinkan, justru anaknya belum siap, alasannya macam-macam, ada yang bilang merasa belum mampu untuk menjalaninya (-terus kapan?), ada yang bilang juga gak siap, ada yang bilang… banyak deh! (-tahu kan maksudku?)
Nah, masalah datang ketika kita semakin menunda-nunda pernikahan itu, apalagi bagi seorang wanita, pernah terpikir gak? Bagaimana ketika usia itu semakin bertambah, kita sudah tersibukkan oleh pekerjaan duniawi, sampai-sampai lupa memikirkan tentang menikah, bahkan gak terpikir lagi untuk menikah… aku yakin engkau bukan termasuk tipe ini. Hanya saja, sudahkah niatmu bulat untuk menikah? sudahkah engkau menargetkan di usia berapa akan menikah? Kembali lagi ke pertanyaan di atas, kriteria yang bagaimanakan yang engkau dambakan? Jangan sampai semua itu berlalu sia-sia hanya karena kesibukan dunia semata.
Kemudian untuk artikel pernikahan, atau menuju ke sana, aku gak bisa merujuknya secara tepat; nah, mungkin aku sarankan untuk membaca majalah-majalah seperti Majalah Nikah, Majalah Asy Syariah dalam halaman Sakinah, atau majalah lain yang Islami tentunya banyak engkau jumpai di toko buku atau internet…
Barangkali itu dulu aja yang bisa aku tuliskan, semoga ada manfaatnya bagi kita. Kalau ada benarnya itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, adapun jika terdapat banyak salah dan keliru itu datangnya adalah dari kebodohanku dan dangkalnya keilmuanku. Jadi, luangkan waktumu sekedar untuk mengkritisi kata-kataku atau sekedar jawaban dari pernyataan-pernyataanku di atas. Wallahu a’lam.
Jazakillahu khairan atas semuanya semoga Allah memberikan barakahNya kepadamu.
Assalamua`alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
By: heane.
Ukhti… semoga Allah Ta`ala selalu menjagamu dalam ketaatan.
Aku tidak tahu harus berbuat apa yang terbaik ketika aku sadar dengan apa yang terjadi pada sahabatku ukhti Muslimah, aku sadari juga aku bukanlah orang yang tepat untuk berbicara masalah ini, tapi sebagai sahabatmu, inilah risalah untukmu ukhti Muslimah…
Terpikir olehku bagaimana bahagianya orang tua dan keluarga ketika ia melihat hadirnya seorang cucu dari anaknya sendiri, dan semua itu tak akan terjadi tanpa adanya sebuah ikatan suci yang mendahuluinya, yaitu sebuah pernikahan. Sebuah kata yang sakral, yang barangkali tak pernah terpikir sebelumnya bagaimana peliknya, atau bahkan belumlah terpikir bagaimana bahagianya, hidup bersama dengan orang yang begitu kita cintai, teman dan bukan hanya sekedar teman, bahkan ia adalah teman tanpa batas, seorang teman dari lawan jenis yang halal bagi kita.
Mungkin itu hanyalah sebuah pendahuluan yang tak berarti, Karena boleh saja untuk engkau lewati, tapi pasti tadi telah terbaca (-jangan bilang tidak), he he he…
Beralih ke pembicaraan kita …
![akhwat[1]](http://ayonikah.net/wp-content/uploads/akhwat1.jpg)
Sekarang aku bertanya: sudah siapkah engkau dengan semua itu?
Ketika ada seorang yang datang kepadamu, apa yang engkau pikirkan? Apa yang engkau inginkan darinya? Kriteria yang bagaimanakah yang engkau dambakan? Apakah semua itu sudah ada padanya?
Kalau engkau pandang bagaimana agamanya, maka itulah yang ahsan, sebaik-baik pilihan. Karena dialah yang akan mendampingimu di dunia maupun di akhirat, insya Allah. Kalau yang engkau inginkan adalah seorang yang bisa menjagamu, menjaga agamamu, manjaga harga dirimu, maka itu juga bukan merupakan pilihan yang salah. Ataukah engkau inginkan seorang yang bisa menafkahimu baik lahir ataukah batin, bisa membahagiakanmu, maka demikianlah yang didambakan oleh setiap wanita. Ok! Kemudian apakah semua itu telah ada padanya?
Hanya dirimu yang bisa menjawabnya. Pikirkanlah.
Menikah… takut? Ragu? Ataukah perasaan apalagi?
Takut dengan orang tua yang nggak mengijinkanmu menikah saat ini?
Ragu apakah akan bisa mendapatkan pekerjaan setelah status menikah?
Ukhti… semoga Allah Ta`ala selalu menolongmu.
Barangkali suatu hal yang wajar ketika halangan untuk menikah adalah dari orang tua kita sendiri, barangkali mereka takut putrinya tidak bisa bekerja untuk membantu suamiya, terkadang yang banyak terjadi adalah perkataan sebagian orang: “Masak sih kami sebagai orang tuamu yang sudah menyekolahkanmu sampai setinggi ini akhirnya hanya menikah tanpa mencari kerja dulu…” Dan mungkin banyak perkataan serupa yang bisa saja keluar dari keluarga kita. Dan… semua itu akan kembali pada sejauh mana kita bisa mendekati mereka, mengajak bicara mereka, menasihati mereka kepada kebaikan dan ketaqwaan.
Ukhti… semoga Allah Ta`ala senantiasa menolongmu.
Berapa kali harus aku katakan, hendaklah kita bersabar dalam mendakwahi mereka…
Sungguh mereka itu adalah belum mengerti dan semoga Allah memberikan kepada kita petunjuk dan hidayah kepada mereka dan kepada kita. Wahai ukhti, berilah mereka pengertian dengan cara yang baik dan nasihat yang menyembuhkan dengan senantiasa berdoa memohon kepada Allah agar diberi kemudahan.
Kalau saja mereka para orang tua dapat berpikiran seperti apa yang kita pikirkan, barangkali pernikahan itu bukanlah sebuah permasalahan, hanya saja, terkadang masing-masing orang mempunyai keunikan sendiri-sendiri, ada yang orang tuanya sudah mengijinkan, justru anaknya belum siap, alasannya macam-macam, ada yang bilang merasa belum mampu untuk menjalaninya (-terus kapan?), ada yang bilang juga gak siap, ada yang bilang… banyak deh! (-tahu kan maksudku?)
Nah, masalah datang ketika kita semakin menunda-nunda pernikahan itu, apalagi bagi seorang wanita, pernah terpikir gak? Bagaimana ketika usia itu semakin bertambah, kita sudah tersibukkan oleh pekerjaan duniawi, sampai-sampai lupa memikirkan tentang menikah, bahkan gak terpikir lagi untuk menikah… aku yakin engkau bukan termasuk tipe ini. Hanya saja, sudahkah niatmu bulat untuk menikah? sudahkah engkau menargetkan di usia berapa akan menikah? Kembali lagi ke pertanyaan di atas, kriteria yang bagaimanakan yang engkau dambakan? Jangan sampai semua itu berlalu sia-sia hanya karena kesibukan dunia semata.
Kemudian untuk artikel pernikahan, atau menuju ke sana, aku gak bisa merujuknya secara tepat; nah, mungkin aku sarankan untuk membaca majalah-majalah seperti Majalah Nikah, Majalah Asy Syariah dalam halaman Sakinah, atau majalah lain yang Islami tentunya banyak engkau jumpai di toko buku atau internet…
Barangkali itu dulu aja yang bisa aku tuliskan, semoga ada manfaatnya bagi kita. Kalau ada benarnya itu datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, adapun jika terdapat banyak salah dan keliru itu datangnya adalah dari kebodohanku dan dangkalnya keilmuanku. Jadi, luangkan waktumu sekedar untuk mengkritisi kata-kataku atau sekedar jawaban dari pernyataan-pernyataanku di atas. Wallahu a’lam.
Jazakillahu khairan atas semuanya semoga Allah memberikan barakahNya kepadamu.
Assalamua`alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
By: heane.
Terima kasih anda telah membaca artikel Untuk mu Ukhti Yang Akan Menikah. Tak lengkap rasanya jika kunjungan anda di blog
Inspirasiku-iq tanpa meninggalkan komentar. Untuk itu silahkan berikan tanggapan anda pada kotak komentar di bawah. Semoga artikel Untuk mu Ukhti Yang Akan Menikah ini bermanfaat untuk anda.

Artikel Terkait :
opini
- Contoh Surat Lamaran Pekerjaan
- Pengertian Lingkungan Hidup, Kerusakan Pada Lingkungan dan Upaya Pelestariannya
- Biodata Lengkap Iqbal Coboy Junior
- 7 Anime Terpopuler di Dunia
- Fakta Mengenai Ciuman
- 7 Hal yang Paling Banyak Ditakuti Manusia
- KISAH AL-QUR'AN DAN NAPOLEON
- Benarkah Sidharta Budha Gautama adalah Nabi Dzul Qifli
- Ilmuwan NASA: "Matahari Akan Terbit Dari Barat!!"
- Pemandangan Alam Paling Indah di Indonesia
- Cerita lucu dewasa terbaru
- Fakta Di Balik Film Twilight
- Wisata ke Benteng Van Der Wijck Gombong
- Venesia Jadi Kolam Renang Raksasa
- Bahasa Yang Paling banyak Di Gunakan Di dunia
- 5 Hal Klise Saat PDKT
- 5 Alasan Pria Terpaksa Menikah
- Kegunaan Kentang yang Jarang Diketahui
- NASA memperkirakan bumi akan gelap Pada 23, 24 dan 25 Desember 2012
- ananda sayang
- Ikan Hiu paus Terdampar Di Pantai Bantul
- Marhaban Ya Ramadhan
- berbagi cerita berbagi pengetahuan
- Inspirasi The Beatles Ternyata Dari Band Indonesia
Renungan dan Motivasi
- Jadi Pemimpin Hebat? Bukan Hanya IQ Tapi EQ
- Kata Kata Motivasi Terbaru Pelajaran dari Sebuah Jam
- Ketika Kebakaran Jadi Tanda Keselamatan
- Kisah Tukang Cukur yang Mempertanyakan Adanya Tuhan
- Man Jadda Wa Jada (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil)
- Bergunalah Sepanjang Usia Seperti Pisang
- Bahaya Tidur Di pagi hari
- Manfaat Sujud Dalam Sholat bagi Kesehatan
- Jika Si Kecil Berantem
- generasi-generasi hebat dari rumah Anda
- Empati Itu Bukan Mengasihani
- Makna hidup ini seperti jam dinding
- aku ingin anakku menirumu
- ananda sayang
- KEBENARAN YANG SEGERA TERUNGKAP
- Sifat Durian
- Inilah Jawaban Dari Teka Teki Imam Ghozali
- Tiga Kewajiban Orang Tua
- Perjuangan Hebat Perempuan Pemecah Batu
- Kebenaran Islam tentang jantung manusia yang ditulis oleh al-Qur'an
- Kisah Inspiratif Untuk Para Calon-Istri
- SADARLAH BAHWA ALLAH-LAH YANG MENGATUR SEGALA SESUATU DALAM SETIAP DETAIL NYA
- mencontoh semut
- do'a hilang setelah cobaan pergi
Widget by [ inspirasiku-iq ]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment