Halo Prends! |
Pasang Iklan | Kontak | Profile | Sitemap

mencontoh semut

Sunday, June 24, 2012

Lintaskan !
Semut adalah serangga berukuran kecil dan halus tubuhnya. Kekurangan tersebut langsung tidak mendukacitakan sang semut karena mereka hidup dalam suatu komunitas yang besar, bersatu padu dan saling bekerjasama. Kegigihan sang semut memang mengatasi manusia dan ini seharusnya menjadi pedoman dan pengajaran buat insan yang berpikir. Lihatlah bagaimana mereka meguruskan kehidupan harian dengan begitu rajin. Jika menemukan makanan, mereka akan meredah segala penjuru yang menempatkan makanan meskipun lokasinya sangat jauh dari sarang.


Cobalah Anda menelusuri seekor semut dari saat dia keluar untuk mencari makanan sampai pulang ke sarangnya. Pasti Anda akan menemukan kesungguhan yang luar biasa dan tanpa putus asa yang ada pada sang semut. Kata seorang sarjana Barat, Henry W. Beecher, "Satu jam yang tekun dan insentif, adalah jauh lebih baik dan menguntungkan dari mimpi dan termenung yang bertahun lamanya." Komitmen dan dedikasi yang ditampilkan oleh sang semut sejalan dengan tuntutan Islam yang menyerukan umatnya agar selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Firman Allah s.w.t dalam surat An Najm berarti:

"Dan bahwa sesungguhnya tidak ada (balasan) bagi seseorang melainkan (balasan) apa yang diusahakannya." (An-Najm: 39)
Dikisahkan Sulaiman sedang beristirahat diluar Istana lalu ia melihat seekor semut yang sedang merayap di atas batu. Ia merasa kagum bagaimana semut itu bisa hidup diatas batu-batu yang kering ditengah-tengah padang pasir itu. Karena ingin membantu semut tersebut, beliau memberikan sebuah rumah kecil dengan pasokan makanan gandum didalamnya. Setelah semut itu setuju, maka tingallah ia di dalam di dalam rumah kecil berisi pasokan gandum itu.
Setelah sebulan lamanya, gandum itu hanya tinggal sedikit. Semut tersebut menjelaskan kepada beliau kenapa ia lebih senang hidup diluar dari dipelihara. Ini karena ia khawatir ia akan lupa memberinya makan karena biasanya jika di luar sana, sang semut akan makan sebiji gandum atas daya upaya dan kerja kerasnya. Tetapi setelah Nabi Sulaiman memasukkannya ke dalam rumah tersebut, sang semut menyatakan bahwa ia cuma bisa makan setengah gandum saja agar pasokan itu cukup untuk sebulan lagi. Akhirnya Nabi Sulaiman akur bahwa usaha dan ikhtiar yang kuat sang semut dapat menghasilkan kekuatan hidupnya. Benarlah apa yang dikatakan dalam buku Success Acceleration karya Tony Jeary:
"Bersikap optimis dan positif bukanlah hanya suatu tindakan, gimik atau formula ajaib yang harus dilakukan apabila perlu. Sebaliknya ia adalah sesuatu yang harus dibangun dan diterapkan sehingga ia menjadi suatu kebiasaan (a nature of response). Justru mulai saat ini, jadilah seorang yang optimis sepanjang masa. "Sang semut menjalankan tugasnya dengan dua elemen yang penting yang bisa kita contoh yaitu focus dan priority (prioritas). Sang semut selalu fokus yaitu fokus pada daerah sumber makanan lalu melaksanakannya dengan ikhtiar yang tinngi untuk mendapatkan makanan tersebut. Prioroti sang semut pula menekankan pada kesesuaian daerah sumber makanan untuk mereka peroleh. Setelah sang semut mengidentifikasi daerah yang ingin dituju, maka segerombolan semut akan melakukan operasi mencari makanan tersebut. Mereka melakukan dengan penuh kesungguhan sehingga berhasil. Karena sikap itulah, sang semut jarang sekali atau mungkin tidak pernah pulang ke sarang dengan tangan kosong!. Hakikat ini didukung oleh Presiden Indonesia pertama, Soekarno ada menyatakan, "Orang yang rajin lebih berharaga dari seorang raja". Wallahua'lam.

Artikel Terkait :

Widget by [ inspirasiku-iq ]

0 comments:

Post a Comment