Halo Prends! |
Pasang Iklan | Kontak | Profile | Sitemap

Widget animasi twitter follow untuk blog

Friday, April 6, 2012

   Inspirasiku-iq mau berbagi cara membuat animasi twitter yang keren untuk blog kamu .Tarik perhatian pengunjung blogmu dengan animasi twitter yang bisa bergerak untuk menarik pengunjung blog mu.

Berikut ini cranya pilih sesuai selera kamu ya sobat :

http://www.dreambingo.co.uk/

Scriptnya ini :

 <object type="application/x-shockwave-flash" data="http://www.buzzbuttons.com/BUTTON8/twitbutton.swf" width="200" height="200"><param name="movie" value="http://www.buzzbuttons.com/BUTTON8/twitbutton.swf"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><param name="menu" value="false"></param><param name="wmode" value="transparent"></param><param name="flashvars" value="username=inspirasiku-iq"></param><a href="http://www.dreambingo.co.uk/" title="http://www.dreambingo.co.uk/">http://www.dreambingo.co.uk/</a><embed src="http://www.buzzbuttons.com/BUTTON8/twitbutton.swf" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" width="200" height="200" menu="false" wmode="transparent" flashvars="username=inspirasiku-iq"></embed></object>



gambling

Scripnya ini:

<object data="http://www.buzzbuttons.com/BUTTON6/twitbutton.swf" height="80" type="application/x-shockwave-flash" width="180"><param name="movie"
value="http://www.buzzbuttons.com/BUTTON6/twitbutton.swf" />
<param name="allowscriptaccess" value="always"/><param name="menu" value="false"/><param name="wmode" value="transparent"/>
<param name="flashvars" value="username=inspirasiku-iq"/><a href="http://www.gamblinginsider.ca" title="gambling">gambling</a><embed src="http://www.buzzbuttons.com/BUTTON6/twitbutton.swf" type="application/x-shockwave-flash" allowscriptaccess="always" width="180" height="80" menu="false" wmode="transparent" flashvars="username=inspirasiku-iq"></embed></object>

Untuk cara memasang widget animasi twitter di blog kamu ,berikut ini caranya:
  1. Masuk ke dashboard blog kamu=>design/rancangan=>HTML/java script.
  2. Copy salah satu script diatas ,Ganti inspirasiku-iq dengan nama account twitter kamu .
  3. Pastekan di kotak HTML/Java script tadi,simpan .
lihat hasilnya.selamat berkreasi kawan ...
Baca Selengkapnya >>

Sejarah Valentine Day Dan Pandangannya Menurut Islam

Thursday, April 5, 2012

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)

Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.


Sejarah Valentine:
Sungguh merupakan hal yang ironis (menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo. Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'. Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.


Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari. Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari.


Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.


Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merusak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.


Pandangan Islam:
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:

“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.

Hadis Rasulullah s.a.w: “ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.

Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 : “Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.


Hal-hal yang harus di beri Perhatian:

Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.


1. Prinsip / Dasar

Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.


2. Sumber Asasi

Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.


Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka".

Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.


3. Tujuan

Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.


4. Operasional

Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.

Perhatikanlah firman Allah s.w.t.: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)


Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi :  “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.


Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.


Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.


Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.


MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)

Perhatikanlah Firman Allah :

“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.


Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.

Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.


Firman Allah s.w.t.:

“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.


Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya:

"VALENTINE" adalah nama seorang paderi Namanya Pedro St. Valentino.14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!! Jadi, mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.

Sumber: tanbihul_ghafilin.tripod.com
Baca Selengkapnya >>

Iskandar Zulkarnaen, Raja Islam yang Saleh


Dialah Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar “Zulkarnain”. “Zul”, artinya “memiliki”, Qarnain, artinya “Dua Tanduk”. Maksudnya, Iskandar yang memiliki kekuasaan antara timur dan barat.

Dia juga telah membangun dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, diantara dua Gunung. Para ahli sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yang dicampur dengan tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini disebut  Georgia, negara pecahan Uni Soviet.

Secara topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil sempit yang disebut celah Darialsepanjang 100 Meter kurang lebih.

Pada bagian celah itulah Zulkarnain membangun tembok penghalang dari Ya’juj dan Ma’juj. Kisah ketokohan Iskandar Zulkarnain ini juga tertulis dalam catatan sejarah orang-orang barat. Dalam catatan tersebut diceritakan bagaimana ia berjaya meluaskan daerah taklukannya dalam masa yang sangat singkat. Oleh karena kejayaannya ini, ia diberi gelar “Alexander The Great”, Alexander Yang Agung”. Belakangan cerita ini diadaptasi ke film layar lebar oleh Sutradara Amerika Serikat, Oliver Stone, dengan judul Alexander The Great. Namun cerita dari orang-orang barat tersebut sangat bertentangan dengan yang disebutkan dalam Al-Qur’an.

Para Mufasir menyatakan, “Alexander The Great” adalah orang yang berbeda dengan tokoh yang di tulis dalam Al-Qur’an, Yakni, Iskandar Zulkarnain. Alexander Thr Great itu dalam sejarahnya tidak diberitakan pernah membangun sebuah dinding besar berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, yang terbuat dari besi dicampur tembaga. Bahkan, ia adalah seorang musyrik. Sejarah tidak mencatatnya sebagai seorang Raja Muslim yang taat kepada agama Tauhid.

Sejarawan Muslim yang juga ahli tafsir, Ibnu Katsir, dalam kitabnya Al-Bidayah Wan Nihayah menjelaskan, meski punya nama yang sama dan plot cerita yang sama, yaitu kekuasaannya membentang dari Barat sampai ke Timur, keduanya adalah sosok yang berbeda. Antara mereka terbentang jarak dan waktu sampai 2000 tahun. “Hanya mereka yang tidak mengerti sejarah yang bisa terkecoh oleh identitas kedua orang itu,” katanya.

Ibnu Katsir lebih jauh menjelaskan, Zulkarnain adalah nama gelar atau julukan seorang penglima penakluk sekaligus Raja saleh. Karena kesalehannya ia selalu mengajak manusia untuk menyembah Allah. Namun mereka ingkar, malah memukul tanduknya – Qarnun,yaitu rambut kepala yang di ikat – sebelah kanan, hingga ia mati. Lalu Allah menghidupkannya kembali, dan ia pun kembali berdakwah. Tetapi sekali lagi tanduknya yang kiri dipukul, sehingga ia mati lagi. Allah SWT menghidupkannya kembali dan menjulukinya Zulkarnain, pemilik duaTanduk, serta memberinya kekuasaan. Cerita yang sama juga di jumpai dalam kitab Jami Al-Bayan fi Tafsir Al-Qur’an, karangan Syekh Al-Aiji Asy-Syafi’i.

Dalam kitab tersebut disebutkan, Zulkarnain adalah seorang hamba yang taat kepada Allah dan mengajak kaumnya menyembah Allah. Lalu mereka memukul tanduknya yang kanan hingga mati. Kemudian Allah menghidupkannya lagi, dan dia kembali mengajak kaumnya mengesakan Allah. Tetapi mereka malah memukul tanduknya yang kiri hingga mati lagi. Lalu Allah menghidupkannya lagi dan menganugrahinya kekuasaan yang tak tertandingi. Oleh karena itu ia dijuluki Zulkarnain.

Di samping kedua kitab tersebut, Mufassir Muslim Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengisahkannya dalam kitab tafsir Ath-Thabari. Dikatakan, Iskandar Zulkarnain adalah seorang laki-laki yang berasal dari Romawi, ia anak tunggal seorang yang paling miskin diantara penduduk kota. Namun dalam pergaulan sehari-hari, ia hidup dalam lingkungan kerajaan, bergaul dengan para perwira dan berkawan dengan wanita-wanita yang baik dan berbudi serta berakhlak mulia.

Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Qur’annya yang populer, Tafsir Al-Qurtubi,menceritakan, sejak masih kecil dan masa pertumbuhannya Iskandar berakhlak mulia. Melakukan hal-hal yang baik sehingga terangkat nama baiknya. Ia juga menjadi mulia di kalangan kaumnya, sehingga Allah berkenan memberinya kewibawaan.

Setelah mencapai usia akil balig, Iskandar menjadi seorang hamba yang saleh, sehingga Allah Berfirman, “Wahai Zulkarnain, Sesungguhnya aku mengutusmu kepada umat-umat di bumi. Mereka adalah umat yang berbeda-beda bahasanya dan mereka adalah umat yang berada disegala penjuru bumi.

Mereka terbagi dalam beberapa golongan.” Mendapat amanat tersebut, Zulkarnain lalu berkata, “Wahai Tuhanku, Engkau telah menugasiku melakukan seuatu hal yang aku tidak kuasa melakukannya kecuali engkau  sendiri, maka beritahukan kepadaku tentang umat-umat itu, dengan kekuatan apa aku bisa melawan mereka? Dengan kesabaran apa aku bisa menahan mereka? Dan dengan bahasa apa aku harus bicara dengan mereka? Bagaimana pula aku bisa memahami bahasa mereka sedangkan aku tidak mempunyai kemampuan.”

Kemudian Allah SWT berfirman”Aku membebanimu sesuatu yang kamu mampu melakukannya, aku akan melapangkan pendengaran dan dadamu hingga kamu bisa mendengar dan memperhatikan segala sesuatu. Memudahkan pemahamanmu sehingga kamu bisa memahami segala sesuatu, meudahkan lidahmu, hingga kamu bisa berbicara tentang sesuatu, membukakan penglihatanmu, sehingga kamu bisa melihat segala sesuatu, melipatgandakan kekuatanmu hingga tak terkalahkan oleh sesuatu apapun, menyingsingkan lenganmu, hingga tidak ada sesuatupun yang berani meyerangmu,  menguatkan hatimu, hingga kamu tidak takut pada apapun, menguatkan kedua tanganmu hingga kamu bisa menguasai segala sesuatu, menguatkan pijakanmu hingga kamu bisa mengatasi segala sesuatu, memberimu kemuliaan hingga tidak ada apapun yang menakutimu, menundukkan untukmu cahaya dan kegelapan dan menjadikan salah satu tentaramu. Cahaya itu akan menjadi petunjuk di depanmu, dan kegelapan itu akan berkeliling di belakangmu".

 sumber
Baca Selengkapnya >>

Saraf Pendorong Manusia Mencari Tuhan

Tuesday, April 3, 2012



Pada tahun 1997, sekumpulan saintis pakar saraf dari Uni­versiti California di San Di­ego yang diketuai oleh Dr. Vilayanur Ramachandaran telah berjaya menemui satu saraf kecil di dalam otak manusia yang mampu ber­tindak balas terhadap aspek agama dan ketuhanan. Saraf tersebut akan menjadi lebih utuh sekiranya dirangsang untuk terus mengingati Tuhan. Penyelidikan ini dikenali sebagai 'God Spot' atau 'God Module'. Tidak dinafikan bahawa dunia melihat penemuan ini sebagai sesuatu yang menakjubkan. Apapun, adalah ti­dak menghairankan jika fungsi saraf ini telah ditemui. Terbukti Tuhan telah men­ciptakan manusia dengan kemampuan fizikal (saraf) untuk kita sentiasa ingat dan tunduk
pada-Nya. Bahkan di dalam kitab suci Al-Quran sendiri, Allah SWT pernah berfirman :

"Kami akan memperlihatkan kepa­da mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Ka­mi di segenap ufuk dan pada diri mere­ka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahawa Al-Quran itu
adalah benar " (QS Fussilat : 53)

Untuk mendapatkan kupasan lebih lanjut berkenaan `God Spot' ini, Majalah i telah menemu bual pakar pengimejan diagnostik dari Hospital Tengku Ampuan Rahimah, Klang, Dr. Suraiya Ibrahim.

Merujuk kepada penyelidikan Dr. V Ramachandran itu, Dr. Suraiya menjelas­kan bahawa bidang sains 'neurotheolo­gy'merupakan satu perkembangan yang masih baru. Antara lain bidang ini mem­pelajari tentang neurobiologi. saraf ma­nusia yang bertindak balas dengan aspek keagamaan, mengenal pasti saraf spiri­tual otak dan juga untuk menerangkan bagaimana ritual agama memberi kesan kepada perilaku manusia. Sebelum. itu marilah kita mengenal pasti fungsi otak terlebih dahulu.

Otak adalah organ paling kompleks yang ada di dalam tubuh manusia. Otak dianugerahkan oleh Tuhan dengan tu­juan untuk membezakan manusia de­ngan haiwan dan ciptaan-ciptaan Tu­han yang lain. Di dalam otak manusia, terdapat 100 bilion neuron (saraf sel). Manakala trilion saraf lagi menghubung­kan serat yang dipanggil sinapses. Otak manusia mampu menyimpan 100 ribu fakta dalam satu-satu masa dan berjuta­juta fakta sepanjang hayatnya.



KAEDAH KAJIAN " GOD SPOT "

Sebelum kajian ini dijalankan, pa­ra pesakit epilepsi atau sawan (temporal lobe epilepsy) melaporkan bahawa mereka begitu kuat mengingati Tuhan sebaik sahaja mereka serangan sawan berlaku. Mereka mengaku bahawa mereka bera­sa lebih dekat dengan Tuhan dan seolah olah mendapat petunjuk semasa mere­ka berada dalam keadaan tidak sedarkan diri. Situasi tersebut telah menarik minat penyelidik hinggalah membawa kepada kajian tentang 'God Spot'.

Kajian ini telah melibatkan dua ke­lompok manusia sebagai tujuan per­bandingan kajian. Kumpulan pertama merupakan pesakit sawan dan yang ke­dua pula ialah golongan yang beragama misalnya paderi, 'nun, sami Budda dan termasuk alim ulama dari agama Is­lam. Kajian dijalankan dengan kaedah teknikal mereka iaitu EEG, fMRI dan PET Scan.

Semasa sedang diuji, tindak balas otak mereka telah direkodkan. Para testi­moni ini telah ditunjukkan beberapa siri perkataan yang merujuk kepada agama dan ketuhanan sepanjang kajian. Hasil­nya, para pesakit epilepsi dan kumpu­lan agama ini menunjukkan tindak balas saraf yang sama sebaik mereka memikirkan tentang Tuhan dan kepercayaan. Dengan erti kata lain, 'God Spot' bertin­dak sama seperti antena yang memandu kita untuk berfikir tentang ketuhanan.

Hasil kajian akhirnya mendapati ti­dak kiralah sama ada seseorang itu per­caya kepada agama mahupun tidak, ia sebenarnya bergantung kepada sejauh mana saraf ini digunakan dan diperkem­bangkan.

Dengan itu, sebaik sahaja manu­sia melangkahkan kaki ke tempat ibadah yang suci sama ada masjid atau gereja, perasaan ingin menghambakan diri dan ingin menjunjung Tuhan sentiasa mengisi hati mereka. Sesetengah saintis men­gatakan itulah tindakan 'God Spot; atau pusat spiritual yang terkandung di dalam otak manusia.

Tuhan meletakkan saraf 'God Spot' di dalam otak manusia kerana itu adalah pilihan-Nya sebagai salah satu cara un­tuk Dia berhubung dengan hamba-Nya. Dan kita sebagai hamba boleh mem­perkembangkan lagi saraf ini jika kita mahu lebih mengenali dan memahami tentang Tuhan.

Memetik inspirasi daripada ayat Al­Quran, Dr-Suraiya menjelaskan baha­wa 'God Spot' haruslah diperkembang­kan dengan sempurna bagi mereka yang mencintai agama. Manakala bagi mereka yang tidak mahu memperkembangkan fungsi saraf 'God Spot' ini, mereka akan dikatakan sebagai pekak, bodoh dan bu­ta'Summun Bukmunn Ummyunn'.

Allah swt berfirman :
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",surah Al A’raf ayat 172.

Sesungguhnya orang yang beriman itu ialah orang yang apabila disebutkan Allah akan gementar hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya (ayat-ayat Allah) akan bertambahlah iman mereka, dan kepada Rab (Tuhan) mereka bertawakal. ( Surah an-Anfal : Ayat 2 )
Baca Selengkapnya >>

SEPEDA MOTOR INJEKSI IRIT HARGA TERBAIK CUMA HONDA

 Berawal dari sebuah ide untuk menjaga lingkungan bersih dari polusi udara serta penghematan bahan bakar ,PT Astra Honda Motor memproduksi sepeda motor berteknologi injeksi yang tentunya hemat bahan bakar dan juga ramah lingkungan,produk ini diharapkan akan mengurangi pemanasan global yang kian hari kian bertambah parah, akibat polusi udara yang yang terus meningkat .Lalu apa saja keunggulan sepeda motor sistem injeksi di banding sepeda motor bukan injeksi ,berikut beberapa diantaranya  :

  • lebih ramah lingkungan .
  • lebih irit bahan bakar .
  • lebih bertenaga .
  • lebih mudah dihidupkan .
  • lebih mudah perawatan .
  Semua orang tentunya sudah tahu kualitas sepeda motor honda yang selalu memiliki kualitas diatas sepeda motor pabrikan lainnya baik dari segi desain ,mesin ,serta keiritan bahan bakarnya, serta ditambah dengan produk sepeda motor injeksi dengan berbagai kelebihannya maka tidak salah jika honda mempunyai slogan Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda .

  Lalu apa itu sistem injeksi ,bagi sebagian orang mungkin masih terdengar asing .
sistem injeksi bahan bakar merupakan teknologi terbaru di dunia otomotif sebagai penyempurnaan dari sistem sebelumnya .Sistem injeksi ini dipakai dalam ruang mesin pembakaran dengan fungsi mencampur bahan bakar dengan udara sebelum dibakar yang menghasilkan tenaga untuk menggerakkan mobil atau sepeda motor.
   Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan performa tenaga mesin, mesin lebih mudah dihidupkan dan lebih irit bahan bakar jika dibandingkan dengan karburator. Yang terbaik ialah bukan cuma tenaga mesin bertambah kuat, namun sistem injeksi secara proporsional mampu mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara dengan lebih tepat supaya gas buang hasil pembakaran relatif rendah/kecil sehingga mengurangi polusi.

  Jadi bagaimana pendapat anda tentu Sepeda Motor Injeksi Irit Harga Terbaik Cuma Honda .

Baca Selengkapnya >>

Keajaiban Penciptaan Pada Unta



.Lima puluh lima derajat celcius adalah suhu yang panas membakar. Itulah cuaca panas di gurun pasir, daerah yang tampak tak bertepi dan terhampar luas hingga di kejauhan. Di sini terdapat badai pasir yang menelan apa saja yang dilaluinya, dan yang sangat mengganggu pernafasan. Padang pasir berarti kematian yang tak terelakkan bagi seseorang tanpa pelindung yang terperangkap di dalamnya. Hanya kendaraan yang secara khusus dibuat untuk tujuan ini saja yang dapat bertahan dalam kondisi gurun ini.

Kendaraan apapun yang berjalan di kondisi yang panas menyengat di gurun pasir, harus didisain untuk mampu menahan panas dan terpaan badai pasir. Selain itu, ia harus mampu berjalan jauh, dengan sedikit bahan bakar dan sedikit air. Mesin yang paling mampu menahan kondisi sulit ini bukanlah kendaraan bermesin, melainkan seekor binatang, yakni unta.

Unta telah membantu manusia yang hidup di gurun pasir sepanjang sejarah, dan telah menjadi simbul bagi kehidupan di gurun pasir. Panas gurun pasir sungguh mematikan bagi makhluk lain. Selain sejumlah kecil serangga, reptil dan beberapa binatang kecil lainnya, tak ada binatang yang mampu hidup di sana. Unta adalah satu-satunya binatang besar yang dapat hidup di sana. Allah telah menciptakannya secara khusus untuk hidup di padang pasir, dan untuk melayani kehidupan manusia. Allah mengarahkan perhatian kita pada penciptaan unta dalam ayat berikut:


أَفَلَا يَنْظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ

Artinya : "Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan." (QS. Al-Ghaasyiyah, 88:17)

Jika kita amati bagaimana unta diciptakan, kita akan menyaksikan bahwa setiap bagian terkecil darinya adalah keajaiban penciptaan. Yang sangat dibutuhkan pada kondisi panas membakar di gurun adalah minum, tapi sulit untuk menemukan air di sini. Menemukan sesuatu yang dapat dimakan di hamparan pasir tak bertepi juga tampak mustahil. Jadi, binatang yang hidup di sini harus mampu menahan lapar dan haus, dan unta telah diciptakan dengan kemampuan ini.

Unta dapat bertahan hidup hingga delapan hari pada suhu lima puluh derajat tanpa makan atau minum. Ketika unta yang mampu berjalan tanpa minum dalam waktu lama ini menemukan sumber air, ia akan menyimpannya. Unta mampu meminum air sebanyak sepertiga berat badannya dalam waktu sepuluh menit. Ini berarti seratus tiga puluh liter dalam sekali minum; dan tempat penyimpanannya adalah punuk unta. Sekitar empat puluh kilogram lemak tersimpan di sini. Hal ini menjadikan unta mampu berjalan berhari-hari di gurun pasir tanpa makan apapun.

Kebanyakan makanan di gurun pasir adalah kering dan berduri. Namun sistem pencernaan pada unta telah diciptakan sesuai dengan kondisi yang sulit ini. Gigi dan mulut binatang ini telah dirancang untuk memungkinkannya memakan duri tajam dengan mudah.

Perutnya memiliki disain khusus tersendiri sehingga cukup kuat untuk mencerna hampir semua tumbuhan di gurun pasir. Angin gurun yang muncul tiba-tiba biasanya menjadi pertanda kedatangan badai pasir. Butiran pasir menyesakkan nafas dan membutakan mata. Tapi, Allah telah menciptakan sistem perlindungan khusus pada unta sehingga ia mampu bertahan terhadap kondisi sulit ini. Kelopak mata unta melindungi matanya dari dari debu dan butiran pasir. Namun, kelopak mata ini juga transparan atau tembus cahaya, sehingga unta tetap dapat melihat meskipun dengan mata tertutup. Bulu matanya yang panjang dan tebal khusus diciptakan untuk mencegah masuknya debu ke dalam mata. Terdapat pula disain khusus pada hidung unta. Ketika badai pasir menerpa, ia menutup hidungnya dengan penutup khusus.

Salah satu bahaya terbesar bagi kendaraan yang berjalan di gurun pasir adalah terperosok ke dalam pasir. Tapi ini tidak terjadi pada unta, sekalipun ia membawa muatan seberat ratusan kilogram, karena kakinya diciptakan khusus untuk berjalan di atas pasir. Telapak kaki yang lebar menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, dan berfungsi seperti pada sepatu salju. Kaki yang panjang menjauhkan tubuhnya dari permukaan pasir yang panas membakar di bawahnya. Tubuh unta tertutupi oleh rambut lebat dan tebal. Ini melindunginya dari sengatan sinar matahari dan suhu padang pasir yang dingin membeku setelah matahari terbenam. Beberapa bagian tubuhnya tertutupi sejumlah lapisan kulit pelindung yang tebal. Lapisan-lapisan tebal ini ditempatkan di bagian-bagian tertentu yang bersentuhan dengan permukaan tanah saat ia duduk di pasir yang amat panas. Ini mencegah kulit unta agar tidak terbakar. Lapisan tebal kulit ini tidaklah tumbuh dan terbentuk perlahan-lahan; tapi unta memang terlahir demikian. Disain khusus ini memperlihatkan kesempurnaan penciptaan unta.

Marilah kita renungkan semua ciri unta yang telah kita saksikan. Sistem khusus yang memungkinkannya menahan haus, punuk yang memungkinkannya bepergian tanpa makan, struktur kaki yang menahannya dari tenggelam ke dalam pasir, kelopak mata yang tembus cahaya, bulu mata yang melindungi matanya dari pasir, hidung yang dilengkapi disain khusus anti badai pasir, struktur mulut, bibir dan gigi yang memungkinkannya memakan duri dan tumbuhan gurun pasir, sistem pencernaan yang dapat mencerna hampir semua benda apapun, lapisan tebal khusus yang melindungi kulitnya dari pasir panas membakar, serta rambut permukaan kulit yang khusus dirancang untuk melindunginya dari panas dan dingin.

Tak satupun dari ini semua dapat dijelaskan oleh logika teori evolusi, dan kesemuanya ini menyatakan satu kebenaran yang nyata: Unta telah diciptakan secara khusus oleh Allah untuk hidup di padang pasir, dan untuk membantu kehidupan manusia di tempat ini.

Begitulah, kebesaran Allah dan keagungan ciptaan-Nya tampak nyata di segenap penjuru alam ini, dan Pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Allah menyatakan hal ini dalam ayat Al-quran:

إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا

Artinya : "Sesungguhnya, Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan selain Dia. Pengetahuan – Nya meliputi segala sesuatu." (QS. Thaahaa, 20:98)

#Sumber
HarunYahya.com
Baca Selengkapnya >>

Tentang Lalat



 
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah, sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun,  ….
Para ilmuwan telah menemukan bahwa susunan tubuh lalat itu sangat kompleks. Serangga ini menggunakan teknik yang canggih dalam kegiatan terbang dan hidupnya. Para ilmuwan sekarang mengakui bahwa mereka tidak dapat meniru lalat dalam masalah penerbangan meskipun teknologi canggih berkembang begitu pesat di Barat pada masa kini. Bisa dikatakan bahwa jumlah penelitian yang menarik pada lalat lebih dari sepuluh ribu penelitian.
 
Para ilmuwan mengatakan, "Kami masih belum tahu banyak tentang makhluk aneh ini”. Bahkan mereka sering mengadakan konferensi dan seminar dalam upaya untuk meniru makhluk yang lemah ini. Mereka mengakui bahwa mereka tidak kunjung memiliki kemampuan untuk membuat sel tunggal!! Di sinilah pentingnya firman Allah Ta`ala yang menantang orang-orang ateis:
(يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِنْ يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئًا لَا يَسْتَنْقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ * مَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ) [الحج: 73-74].
“Hai manusia, sebuah perumpamaan telah dibuat, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha Perkasa”
 
Apakah kita telah mengenal Allah dengan sebenarnya padahal kita telah menyatakan beriman kepada-Nya?
Baca Selengkapnya >>

Saling ketergantungan antara semut dan pohon-pohon



 
 “ dan tidak ada suatu binatang melata[1] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi….
Sebuah tanaman aneh terdapat di dunia flora. Tanaman ini takut terhadap serangga tertentu yang dikenal dengan “serangga pemakan tanaman”. Lalu apa yang dilakukan tanaman ini? Apakah Allah membiarkan ciptaan-Nya ini menanggung risiko?
 
Allah telah membekali tanaman ini dengan saluran khusus yang mengeluar-kan materi lezat yang sangat disukai semut. Serangga kecil ini berduyun-duyun menghampiri tanaman ini untuk bersantap. Sebagai imbalannya, para serangga kecil ini menjadi penjaga tanaman ini dari serangan serangga-serangga pemakan tanaman.
 
 Maha Suci Allah, Rabb alam semesta. Engkau tidak pernah membiarkan ciptaan-Nya tanpa memperoleh rahmat kasih sayang-Mu. Adakah di antara kita yang masih meragukan bahwa Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ini berkuasa memberikan rizki kepada manusia yang mengucapkan لا إله إلا الله (tidak ada Tuhan selain Allah)? Allah berfirman:
(وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ) [هود: 6].
“ dan tidak ada suatu binatang melata[1] pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya[2]. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
 
[1] Yang dimaksud binatang melata di sini ialah segenap makhluk Allah yang bernyawa.
[2] Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat berdiam di sini ialah dunia dan tempat penyimpanan ialah akhirat. dan menurut sebagian ahli tafsir yang lain maksud tempat berdiam ialah tulang sulbi dan tempat penyimpanan ialah rahim.
Baca Selengkapnya >>

Membongkar Doktrin Kabbalah dalam Pencetusan Ilmu Psikologi


Oleh: Pizaro

Mengapa kita harus terkejut ketika diberi fakta bahwa inti pelajaran-pelajaran di sekolah kita 95% adalah ajaran setanisme? Toh kita telah membuang Tuhan Yang Maha Esa dari sekolah-sekolah umum kita sudah sejak awal tahun 1960-an. Jadi, sekarang sekolah milik kita telah dibersihkan dari Tuhan selama tiga dekade, sekarang saatnya untuk memperkenalkan agama Anti-Kristus, murni Setanisme. Namun, pengenalan ini, setidaknya pada tahap awal, harus disamarkan, sehingga sebagian besar guru dan pengelola sekolah akan tertipu untuk sifat sejati ajaran ini. Jadi, Setanisme ajaran ini telah diperkenalkan ke sekolah-sekolah kita dengan kedok psikologi. (David Bay, Praktisi Pendidikan di Amerika).

Anda tahu bagaimanakah sebenarnya istilah Psikologi muncul? Tolong jangan ambil buku psikologi anda dulu. Karena disitu anda tidak akan pernah menemukan jawaban yang sebenarnya saya inginkan. Atau karena jabatan anda mahasiswa, psikolog dan konselor mungkin dengan itu bisa sekedar meredakan ketidakoptimisan saya? Ya sekalipun anda mahasiswa strata satu, bergelar master, atau mungkin saudara anda bertitel Profesor Psikologi sekalipun. Ini bukan saya mengecilkan arti pribadi anda, atau saya pesimis tentang wawasan keilmuan anda. Saya yakin anda orang hebat, tapi saya tidak yakin kurikulum keilmuan kita selama ini menampilkan fakta apa adanya tanpa aurat. Karena sekarang kita sedang berbicara tentang bagaimana sebuah rahasia disusun rapih. Tentang sebuah makna konspirasi yang tidak bisa dibaca dengan mata telanjang. Tentang bagaimana sebuah perkumpulan bawah tanah yang sedang bergerak membangun dunia. Dan tentang bangunan sistem nilai yang tengah dirancang untuk membuat tatanan dunia baru dengan menyingkirkan sistem yang kita yakini.
Pergulatan Psyche
Suatu ketika Almarhum Sukanto MM, salah seorang akademisi yang begitu konsen terhadap Psikologi, sekaligus pencetus Nafsiologi, merasa keheranan yang luar biasa. Ia begitu bingung kenapa nama Psikologi harus dicomot dari istilah Psyche, gubahan Plato, filosof Yunani Kuno klasik dari 25 abad yang lalu itu. Padahal Plato hanya memberikan sinyal Psyche dari hasil lamunan semata, bersifat insitingtif dan pastinya spekulatif. Jika ditelusuri lebih jauh Plato dalam hipotesanya membagi manusia menjadi tiga bagian, yakni, akal, afeksi, dan nafsu. Akal menjuntai dikepala, afeksi terletak di dada, dan nafsu berada di perut.
Almarhum Sukanto menangkap jelas bahwa struktur Psyche Plato mengalami invaliditas kebenaran ilmiah. Alhasil Psikologi Plato telah kadung dicap gagal untuk menyerap aspirasi publik modern yang haus atas nafas keshahihan sebuah ilmu.
Selanjutnya, pengajar di Universitas Islam Batik Solo tersebut mengatakan gagasan Aristoteles dengan Entelechi-nya sedikit lebih baik, ketimbang mengacu kepada trilogy Plato itu. Sebab spekulasi yang sifatnya elementer seperti yang Plato cetuskan amat sukar dibuktikan. Ini bisa dipahami karena konsep Niskala Plato menjadi rumit untuk diendus dengan kemampuan Inderawi. Dan mosi ketidakpercayaan atas Psikologi menjadi tidak terelakkan.
Fakta menarik ditemukan bahwa sedari dulu Aristoteles sebagai murid Plato sendiri memang meyangkal adanya psyche yang diurai gurunya tersebut. Menurut Aristoteles, entelechi dengan badan membentuk kesatuan total sebagai susunan monodualis, bukan susunan dikotomi seperti dugaan Plato. Nah lho… Mungkin Pak Kanto, ingin berujar, “Terus buat apa kita gembar-gembor kan kata Psikologi? Konyol bukan?”. Namun yang lebih penting bahwa buku-buku psikologi sendiri tidak menjelaskan bagaimana sejarah Plato dan siapa Plato sebenarnya.
Plato, Seorang Kabbalis
Adalah David Livingstone yang menjawab itu. Ia menulis dalam artikelnya “Plato The Kabbalist”. Jika anda belum mengenal studi tentang Yahudi, singkatnya Kaballah adalah “satanic ideology” yang dari zaman Mesir Kuno dan hingga saat ini telah mewarnai pemikiran keilmuan dunia demi kelanggengan gegemoni ajaran Yahudi. Mengacu pada mos tersebut, tak berlebihan bahwa nama Kaballah adalah sisi terpenting dalam entitas Sistem Nilai Yahudi yang akan menguasai dunia kelak. Kesemuanya itu popular dalam sebutan New World Order: Sistem Dajjal, kata Ahmad Thompson.
Seperti kepercayaan Mesir purba, Kabbalah menolak keras bahwa hakikat material terjadi dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Kabbalah juga memvonis penciptaan manusia ala Islam menjadi sebuah isu semata. Bagi Kaballah, manusia adalah reinkarnasi, persis seperti teori evolusi Darwin. Individu juga tidak boleh diatur dalam sekat-sekat agama, karena manusia haruslah bebas membuat apa saja yang mereka kehendaki. Bagaimana mungkin manusia menjadi ampuh untuk diatur sedangkan individu adalah pusat materi. Dari titik tolah inilah timbul gagasan humanisme yang dalam psikologi bernama psikologi humanistik dan psikologi transpersonal.
Untuk lebih jeli memperhatikan pergerakan mereka, David Livingstone harus sampai menulis sebuah artikel monumental berjudul, Plato The Kabbalist. Disitu ia menulis bahwa harus menjadi keprihatinan kita bahwa gurita Filsuf Kabbalis seperti Plato ini telah menjadi pilar banyak doktrin yang telah melanda abad kedua puluh. Dan konyolnya, satu-satunya alasan dia telah mencapai reputasi besar adalah bahwa dalam rimba sejarah Barat dan Timur, tradisi okultisme Plato telah dianggap sebagai “godfather” dari berbagai doktrin, dan sebagai wakil besar dari orang-orang yang berhubungan dengan tradisi kuno Kabbalah.
Apakah benar psikologi humanis lebih dekat dengan manusia? Ya betul, dekat dengan manusia, tapi sekaligus jauh dari Tuhan, dalam artian mereduksi peran ketuhanan dalam aspek kehidupan manusia dan menjadikan peran manusia (makrokosmis) dan aspek primordialnya (mikrokosmis) sebagai pengertian tuhan itu sendiri bagi mereka (naturalisme/matrealisme). Mengutip apa kata Harun Yahya, Humanis yang sejatinya atheis ini telah berhasil menipu ilmuwan, apalagi mahasiswa.
Pada sisi lain, ajaran Kaballah tanpa terendus mata kemudian berkembang biak dengan baik dalam alam konspirasi keilmuan yang dilakukan Freemasonry (perkumpulan rahasia Yahudi). Padahal tradisi tersebut bertentangan dengan semangat ilmu, sebab tradisi Kabballah berasal dari peradaban jahiliah Mesir Purba, Yunani Purba, dan Rom yang telah membangun pra konsepsi akan sebuah atheisme sains. Di mana mereka yang seperti Fir’aun ini tidak mengakui wujud dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Cara mereka untuk melanggengkan jalan ini adalah dengan membina Heliopolis dan Memphis di mana tempat ini adalah sumber ilmu pengetahuan dan sains. Nama-nama seperti Pythagoras, Plato dan Cicero adalah sederetan filsuf yang menyertai Freemason ketika itu.
Majalah Mimar Sinan menyatakan tanggungjawab Fir’aun adalah mencari cahaya yakni ilmu. Ketika itu anggota Freemason berusaha membina kuil Sulaiman untuk memuluskan misi-misinya. Kisah ini ternyata tertangkap basah dan diberi garis bawah dengan jelas oleh Al- Qur’an pada surah Az-Zukhruf, ayat 54-55
“Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut). “
Secara gamblang, historitas pergerakan mereka seperti yang diendus Al Qur’an berkembang dengan tujuan gerakan Freemasonry secara umum memiliki empat visi yakni, Menghapus semua agama. Menghapus sistem keluarga. Mengkucarkacirkan sistem politik dunia. Selalu bekerja untuk menghancurkan kesejahteraan manusia.
Perdebatan Pscyhe dalam Teologi Kristen
Yang menarik adalah bahwa istilah ideology Kaballah dalam Psyche Plato sebelumnya sudah menjadi perdebatan sengit dalam teologi Kristen. Teolog Kristen menolak tegas penggunaan psyche. Karena mereka tahu betul bahwa menerima psyche sebagai sebuah pemahaman akan berimplikasi pada ketuhanan Yesus.
Dalam sebuah catatan dari Wisma Gembala, dikisahkan bahwa Pada 300 tahun sebelum kelahiran Kristus, Alexander Agung (Iskandar Agung), merambah dan menjajah banyak negeri. Dari Yunani dia bergerak menaklukkan seluruh Asia Barat, lalu menaklukkan Afghanistan, bahkan sempat memasuki India, sebelum penjelajahannya berakhir. Selama ratusan tahun, negeri Israel berada di bawah penjajahan Yunani (sebelum penjajahan Romawi), sehingga pada masa Yesus, bahasa Yunani menjadi bahasa sehari-hari di Israel. Masuk jugalah budaya dan ajaran Yunani ke dalam pemahaman para pengajar Israel di kala itu. Selanjutnya di catatan itu dijelaskan bahwasanya Guru-guru bangsa Yunani adalah ahli-ahli filsafat yang dihormati. Mereka hanya mengakui dewa-dewi. Yang Maha Tinggi, dan mereka beri sebutan ‘Theos’.
Pada esensinya, Filosof Yunani menganut paham bahwa manusia terdiri atas dua bagian saja atau biasa disebut teori Manusia-2-unsur. Pertama, unsur yang kasat mata (baca: tubuh) dan unsur yang tidak-kasat-mata yang dalam filosofi Yunani kemudian disebut ‘psyche’ dan dalam bahsa Indonesia dikenal dengan aksioma jiwa. Paham filsafat Yunani ini mengajarkan lebih jauh bahwa ‘psyche’ adalah sesuatu yang abadi dan pasti tidak dapat binasa. Hal ini tertuang dalam buku “Memperkenalkan Theologia Perjanjian Baru” hlm.72 karangan A.M.Hunter yang menjelaskan bahwa:
“Berikutnya, Kebangkitan itu menunjukkan kekalahan maut. Ini memerlukan pendefinisian yang hati-hati. Mari kita menjelaskannya dengan mengatakan, bahwa orang Kristen pertama tidak mengatakan bahwa Kebangkitan itu suatu pembuktian dramatis kebenaran bahwa manusia tinggal hidup sesudah kematian: seolah-olah suatu bukti lagi yang ditambahkan kepada serentetan bukti-bukti tentang keabadian jiwa (suatu doktrin yang bukan Yahudi, melainkan Yunani).”
Dari sini kita menjadi paham bahwa dari pemikiran filsafat Socrates dan Plato (dua orang filosof Yunani) berkembanglah apa yang kita kenal selama ini, yakni Ilmu Psikologi! Wisma gembala menjelaskan bahwa sejatinya psikologi bukanlah sebuah ilmu yang kita bayangkan sebelumnya. Selama ini kita mencicipi definisi psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu yang mempelajari perilaku dengan metode ilmiah. Namun sejatinya psikologi tak bisa berkelit ketika tertangkap tangan tengah mencoba melenyapkan Tuhan di dalam seluruh pengajarannya (baca: atheistik) dan menjalankan nilai-nilai kebadian khas Kabbalis! Baik itu mengeyampingkan konteks Tuhan seperti psikologi behaviorisme dan psikoanalsis atau menjadikan manusia untuk menggantikan peran tuhan seperti psikologi humanistik maupun transpersonal. Baik teori intelegensi, teori kepribadian, teori sosial, atau praktik konseling.
Psikologi transpersonal ini pula yang berkembang menjadi pluralisme psikologi dimana pada dasarnya tiap manusia mampu menyingkap ‘esoterisme’ apapun agamanya. Bahkan tidak hanya itu, manusia bisa mengklaim diri sebagai Tuhan apapun ‘tuhannya’. Itu memang menjadi keniscayaan hingga kini. Bayangkan Calvin Hall dan Gardner Lindzey saja dalam tiga jilid bukunya (yang menjadikan rujukan fakultas psikologi) tak satupun merumuskan tiga aliran Psikologi yang menyertakan Tuhan dalam tampilan yang sebetulnya. Setali tiga uang, John Nevid dalam Psikologi Abnormal-nya pun demikian..
Ivan Pavlov lebih gila lagi mencoba menyebut manusia sebagai binatang. Sigmund Freud? jangan ditanya, orang shalat saja dibilang sakit. Ini semua bermula dari gagasan materialisme dan humanisme yang dipelajari dan dipraktekan para psikolog terhadap pasien-nya dan konselor kepada anak didiknya.
Selanjutnya, dari fakta penjajahan Yunani ini serta fakta bahwa Perjanjian Baru awalnya di tuliskan di dalam bahasa Yunani, terjadilah perembesan paham. Menurut teologi Kristen inilah rupanya yang mengakibatkan masuknya istilah ‘psyche’ (Indonesia: ‘jiwa’) ke dalam Perjanjian Baru. Di dalam Perjanjian Baru, istilah ‘jiwa’ ditemukan dalam 34-ayat, tetapi yang paling tersohor adalah yang dianggap menopang Teori Manusia yang terdiri dari 3 unsur. Pertama dalam Matius .10:28
Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.
Dan kedua dalam Ibrani.4:12,
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”
Selanjutnya dapat diuraikan bahwa dalam waktu yang bersamaan, di Israel masih terpelihara pengajaran dari filsafat agama Yahudi, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua bagian juga: bagian yang kasat mata (Indonesia: tubuh) dan yang tidak-kasat-mata (Ibrani: ‘ruach’; Indonesia: ‘roh’ atau ‘nafas-kehidupan’). Ini adalah Teori Manusia 2 unsur yang berasal dari Filosof Yunani, yang tidak mengakui hadirnya roh-roh. Dengan tidak mengakui adanya roh, ajaran ini juga tidak mengakui adanya Tuhan. Sebab Roh adaah bagian dari Tuhan.
Apa yang menjadi kekhawatiran para penganut Kristiani dalam melihat Psikologi sebenarnya tidak lepas dari andil ideologi humanisme yang mengklaim bahwa manusia bertanggung jawab besar terhadap keberadaannya. Kaum Kabbalis menolak intervensi Tuhan dan turut serta menyanjung Iblis sebagai alam yang membawa pencerahan atau akrab disebut dengan istilah Lucifer.
Kaum Kabbbalis mempercayai bahwa kekuasaan yang berasal dari cahaya, api dan matahari merupakan simbolisasi dari iblis. Namun tentunya mereka tampil tidak dengan rupa yang menakutkan, karena Lucifer kemudian melahirkan Illuminati yang berjalan dengan baju indah tapi bernama ideologi sains tanpa Tuhan.
Kesemuanya hadir atas nama ilmiah, demi sebuah objektifitas. Dan kita semakin mengerti bahwa istilah ilmu itu objektif dan mestilah empiric, lahir dari gagasan ini, termasuk psikotes yang sarat positivistik. Seperti yang sudah penulis uraikan, bahwa kesemua itu pada dasarnya adalah tipuan semata dan taktik bagaimana Barat ingin membunuh Tuhan tanpa meninggalkan jejak.
Jika kita teliti mendalam, kekhawatiran itu sebenarnya tidak saja mendera Gereja. Kita bisa menyimpulkan bahwa Istilah Psyche inilah yang memiliki pengaruh besar dalam perjalanan Psikologi. Studi ilmu yang hakikatnya dalam Islam dinilai sebagai upaya mendekatkan kita kepada jalan takwa, diubah sedemkian rupa untuk menjatuhkan umat muslim pada lubang yang ditutupi daun bernama misi menghapus agama. Korbannya adalah kita-kita semua, murid kita, anak kita, dan lebih bahaya lagi masa depan serta akidah kita. Jalan terang dari Islam untuk melawan Hegemoni Yahudi..
David Livingstone melihat doktrin Kabbala kepada hal yang lebih mendalam lagi. Bahwa filsafat yang kadung kita sebut sebagai pucuk ilmu, ternyata semata-mata merupakan perampasan ide-ide dari orang Majus Babel, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh ide-ide Kabbalistik Yahudi awal.
Tanpa dinyana thesa Livingstone telah merasuk ke puluhan ribu fakultas dan jurusan Psikologi yang ada di dunia, termasuk seratusannya bercokol di Negara penduduk Muslim ini. Adnin Armas MA dalam sebuah kesempatan pada kajian keislaman di INSIST mengungkapkan sebuah fakta. Ia mengungkapkan sebuah perjalanan ilmu yang coba disangkutkan kepada Sistem Peradaban Yunani. Isitah-isitlah ilmu yang mestinya menjadi domain yang khas Islam, tak bisa dielakkan selalu dibenturkan kepada peradaban Yunani. Kita ketahui bersama bahwa isitlah segala ilmu dan peradaban kerap diacarikan akarnya dari peradaban Yunani, seperti contoh Demokrasi, dari kata Yunani Demos Kratos. Antropologi, anthropos dan logos. Padahal secara jujur filosofi Yunani tidak menyumbangkan makna “Tuhan” bagi umat Islam. Cenderung merusak dan jauh dari harapan.
Ditambahkan oleh Armas, mengutip atas apa yang diteliti oleh Adi Setia dalam Thesisnya di ISTAC, Malaysia, bahwa peradaban Yunani ternyata tidak berdiri tunggal. Corak filsafat Yunani memiliki rumpun yang muaranya bisa “diprovokasi” pada pengaruh kuat peradaban Mesir Kuno. Sebuah peradaban yang sebelumnya telah eksis.
Balik kepada perdebatan awal, istilah Psyche yang diungkapkan oleh Plato, memang tidak hanya mengalami kecacatan ilmiah dalam literature saintifika, tapi juga menjadi semakin terang kekeliruannya ketika Islam ikut bermain untuk menjawab dalam carut marut ini. Dalam warisan epistemologi Islam, gagasan Psyche tidaklah menegasikan tentang arti Tuhan.
Pak Sukanto Mulyomartono dalam bukunya Nafsiologi Suatu Pendekatan Alternatif atas Psikologi, lebih khusus menampik aksara psyche dan menyebut psikologi dengan istilah baru, yakni “Nafsiologi.” Penggunaan istilah ini disebabkan objek kajian psikologi dalam Islam adalah al-nafs, yaitu aspek psikopisik pada diri manusia. Term al-nafs tidak dapat disamakan dengan term soul atau psyche dalam psikologi kontemporer Barat dan Plato, sebab al-nafs merupakan gabungan antara substansi jasmani dan substansi ruhani, sedangkan soul atau psyche hanya berkaitan dengan aspek psikis manusia.
Sukanto melanjutkan bahwa jika Psyche adalah simbiosa hasil pikiran manusia, maka nafsiologi membahas nafs yang pengertiannya diambil dari Al Qur’an. Abdul Mujib, Profesor Psikologi Islam dari UIN Jakarta, melihat bahwa nafs dalam konteks ini berarti psikofisik manusia, yang mana komponen jasad dan ruh telah bersinergi, tidak terpisah seperti apa kata Plato. Apabila ia berorientasi pada jasad, maka perilakunya akan buruk, tetapi apabila mengacu pada natur ruh kehidupannya akan menjadi baik. Pada momen ini manusia memiliki kebebasan berkehendak yang memungkinkan manusia secara sadar mengarahkan dirinya ke arah keluhuran dan kesesatan.
Berbeda dengan Psikologi modern saat ini, Islam membicarakan aspek-aspek dan perilaku kejiwaan manusia. Aspek-aspek kejiwaan dalam Islam berupa al-ruh, al-nafs, al-kalb, al-’aql, al-dhamir, al-lubb, al-fu’ad, al-sirr, al-fithrah, dan sebagainya. Masing-masing aspek tersebut memiliki eksistensi, dinamisme, proses, fungsi, dan perilaku yang perlu dikaji melalui al-Qur’an, al-Sunnah, serta dari khazanah pemikiran Islam.
Sejatinya, Islam tidak hanya menekankan perilaku kejiwaan, melainkan juga apa hakekat jiwa sesungguhnya. Sebagai satu organisasi permanen, jiwa manusia bersifat potensial yang aktualisasinya dalam bentuk perilaku sangat tergantung pada daya upaya (ikhtiyar)-nya. Dari sini nampak bahwa Islam mengakui adanya kesadaran dan kebebasan manusia untuk berkreasi, berpikir, berkehendak, dan bersikap secara sadar, walaupun dalam kebebasan tersebut tetap dalam koredor sunnah-sunnah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Gagasan seperti ini tidak ada dalam literature Barat.
Mujib menambahkan bahwa nafs mempunyai potensi gharizah yang dalam arti etimologi berarti insting, naluri, tabiat, perangai, kejadian laten, ciptaan, dan dapat dipecah menuju tiga bagian, yakni (a) qalb yang berkaitan dengan rasa atau emosi. (b) Akal yang berkaitan dengan cipta dan kognisi, dan (c) nafsu yang berhubungan dengan karsa atau konasi.
Satu hal yang membantah konsep psikologi saat ini, bahwa dalam Islam jiwa selalu mengakui adanya kebenaran dari Allah. Konsep fitrah yang menjadi trademark Islam dengan jelas disebut oleh al-Ghazali ketika mengurai nafs. Al-Ghazali menyatakan bahwa kalbu memiliki jiwa ruhani yang disebut kalbu ruhani. Karakteristiknya menurut al-Ghazali menarik untuk disimak:
1. Ia memiliki insting yang disebut annur al ilahi (cahaya ketuhanan) dan al bashirah al bathiniah (mata batin) yang memancarkan keimanan dan keyakinan.
2. Ia diciptakan oleh Allah sesuai dengan fitrah asalnya dan berkecendrungan menerima kebenaranNya.
Dengan konsep fitrah, Islam memandang bahwa semua manusia adalah baik dan manusia selalu ingin kembali kepada Kebenaran Sejati (Allah). Ini dipertegas dalam al-Qur’an, surat al A’raaf 7: 172.
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku Ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”,
Plato juga tidak bisa menampik bahwa Ruh adalah elemen yang penting dalam skala jiwa manusia. Dimana Ruh adalah nyata sesuai yang tertuang dalam Al Qur’an.
“Dan Maryam puteri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.”(Surat At Tahrim ayat 12)
Para ulama klasik juga menyusuri gagsan tentang Ruh dalam struktur kehidupan manusia. Ibnu Taimiyyah, misalnya menyatakan bahwa kata al-ruh juga digunakan untuk pengertian jiwa (nafs). Ruh yang mengatur badan yang ditinggalkan setelah kematian adalah ruh yang dihembuskan ke dalamnya (badan) dan jiwalah yang meninggalkan badan melalui proses kematian. Ruh yang dicabut pada saat kematian dan saat tidur disebut ruh dan jiwa (nafs). Begitu pula yang diangkat ke langit disebut ruh dan nafs. Ia disebut nafs karena sifatnya yang mengatur badan, dan disebut ruh karena sifat lembutnya. Kata ruh sendiri identik dengan kelembutan, sehingga angin juga disebut ruh.
Sedangkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah menggunakan istilah ruh dan nafs untuk pengertian yang sama. Nafs (jiwa) adalah substansi yang bersifat nurani ‘alawi khafif hayy mutaharrik atau jism yang mengandung nur, berada di tempat yang tinggi, lembut, hidup dan bersifat dinamis. Jism ini menembus substansi anggota tubuh dan mengalir bagaikan air atau minyak zaitun atau api di dalam kayu bakar. Selama anggota badan dalam keadaan baik untuk menerima pengaruh yang melimpah di atasnya dari jism yang lembut ini, maka ia akan tetap membuat jaringan dengan bagian-bagian tubuh. Kemudian pengaruh ini akan memberinya manfaat berupa rasa, gerak dan keinginan.
Di dalam ayat yang lain, Allah menyebut Al-Qur’an dengan ruh, dan salah satu makna ruh di sini adalah segala yang menjadikan hati hidup penuh dengan makna. Sebagaimana halnya tubuh, jika di dalamnya ada ruh maka dia akan hidup dan jika ruh keluar dari badan maka dia akan mati. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu/Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.،¨ (QS. Asy-Syuraa: 52)
Sayyid Quthb juga mendelegasikan pandangannya tentang penamaan Al-Qur’an dengan ruh berdasarkan firman Allah: “(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang memberi ruh dengan (membawa) perintahNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).” (QS. Ghafir: 15) Redaksi yang digunakan dalam ayat ini mengisyaratkan dua hal: pertama, bahwa wahyu (Al-Qur’an) adalah ruh dan kehidupan bagi manusia, tanpa ruh ini manusia tidak akan bisa hidup dengan baik dan benar.
Kedua, bahwa wahyu itu turun dari tempat yang tinggi kepada siapa yang dipilih dari hamba-hamba-Nya. Redaksi ini bertepatan dengan sifat Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Dengan begini gagasan Plato tentang Psyche dan Psikologi jelmaan Kaballah saat ini menjadi terbantahkan. Hegemoni kaballah dalam epistemology Psikologi mengalami dua problem vital yang harus menjadi pusat perhatian para ilmuwan Muslim. Pertama karena gagasan psyche Plato dan derivate psikologi saat ini menggiring opini kita untuk mengingkari keberadaan Tuhan, dan lebih-lebih tidak hanya itu psikologi saat ini mencoba membunuh Tuhan serta mempromosikan nilai-nilai Kaballah.
Kedua, warisan Kaballah mencoba melanggengkan determenisme materi asbolut yang tidak diciptakan dari ketiadaan, tapi sudah ada. Ini berbenturan dari konsep manusia dalam Islam bahwa manusia diciptakan dari ketiaadaan. Al Ghazali dalam Kitab Kimiatus Sa’adahnya sampai harus mengingatkan perkara seperti ini dalam Bab Marifatullah-nya dengan sebuah ayat,
Tidakkah manusia tahu bahwa sebelumnya ia bukan apa-apa (76: 1)
Dengan melihat persekongkolan jilid awal dalam psikologi ini, tentunya hegemoni Yahudi belumlah usai, masih banyak derivate dari nilainya yang berkamuflase dalam psikologi dan konseling kedepannya. Semangat untuk melawannya haruslah menjadi ijtihad semua umat muslim, baik mahasiswa, dosen, akademisi, ulama, dan sebagainya.
ref= Eramuslim.com
Baca Selengkapnya >>

Al Battani, Nenek Moyang Astronot Islam


Sejak berabad-abad lamanya, astronomi dan matematika begitu lekat dengan umat Islam. Tak heran bila sejumlah ilmuwan di kedua bidang tersebut bermunculan. Salah seorang di antaranya adalah Abu Abdallah Muhammad Ibn Jabir Ibn Sinan Al-Battani. Ia lebih dikenal dengan panggilan Al-Battani atau Albatenius. Buah pikirnya dalam bidang astronomi yang mendapatkan pengakuan dunia adalah lamanya bumi mengelilingi bumi. Berdasarkan perhitungannya, ia menyatakan bahwa bumi mengelilingi pusat tata surya tersebut dalam waktu 365 hari, 5 jam, 46 menit, dan 24 detik. Perhitungannya mendekati dengan perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat.

Itulah hasil jerih payahnya selama 42 tahun melakukan penelitian yang diawali pada musa mudanya di Raqqa, Suriah. Ia menemukan bahwa garis bujur terajauh matahari mengalami peningkatan sebesar 16,47 derajat sejak perhitungan yang dilakukan oleh Ptolemy. Ini membuahkan penemuan yang penting mengenai gerak lengkung matahari. Al Battani juga menentukan secara akurat kemiringin ekliptik, panjangnya musim, dan orbit matahari. Ia pun bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet dan menetapkan teori baru untuk menentukan sebuah kondisi kemungkinan terlihatnya bulan baru. Ini terkait dengan pergantian dari sebuah bulan ke bulan lainnya.
Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari, pada 1749 kemudian digunakan oleh Dunthorne untuk menentukan gerak akselerasi bulan. Dalam bidang matematika, Al Battani juga memberikan kontribusi gemilang terutama dalam trigonometri. Laiknya, ilmuwan Muslim lainnya, ia pun menuliskan pengetahuannya di kedua bidang itu ke dalam sejumlah buku.
Bukunya tentang astronomi yang paling terkenal adalah Kitab Al Zij. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 dengan judul De Scienta Stellerum u De Numeris Stellerum et Motibus oleh Plato dari Tivoli. Terjemahan tertua dari karyanya itu masih ada di Vatikan. Terjemahan buku tersebut tak melulu dalam bahasa latin tetapi juga bahasa lainnya.
Terjemahan ini keluar pada 1116 sedangkan edisi cetaknya beredar pada 1537 dan pada 1645. Sementara terjemahan karya tersebut ke dalam bahasa Spanyol muncul pada abad ke-13. Pada masa selanjutnya baik terjemahan karya Al Battani dalam bahasa Latin maupun Spanyol tetap bertahan dan digunakan secara luas.
Tak heran bila tulisannya, sangat memberikan pengaruh bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa hingga datangnya masa Pencerahan. Dalam Fihrist, yang dikompilasi Ibn An-Nadim pada 988, karya ini merupakan kumpulan Muslim berpengaruh pada abad ke-10, dinyatakan bahwa Al Battani merupakan ahli astronomi yang memberikan gambaran akurat mengenai bulan dan matahari.
Informasi lain yang tertuang dalam Fihrist menyatakan pula bahwa Al Battani melakukan penelitian antara tahun 877 dan 918. Tak hanya itu, di dalamnya juga termuat informasi mengenai akhir hidup sang ilmuwan ini. Fihrist menyatakan bahwa Al Battani meninggal dunia dalam sebuah perjalanan dari Raqqa ke Baghdad. Perjalanan ini dilakukan sebagai bentuk protes karena ia dikenai pajak yang berlebih. Al Battani memang mencapai Baghdad untuk menyampaikan keluhannya kepada pihak pemerintah. Namun kemudian ia menghembuskan nafas terakhirnya ketika dalam perjalanan pulang dari Baghdad ke Raqqa.
Al Battani lahir di Battan, Harran, Suriah pada sekitar 858 M. Keluarganya merupakan penganut sekte Sabbian yang melakukan ritual penyembahan terhadap bintang. Namun ia tak mengikuti jejak langkah nenek moyangnya, ia lebih memilih memeluk Islam. Ketertarikannya dengan benda-benda yang ada di langit membuat Al Battani kemudian menekuni astronomi. Secara informal ia mendapatkan pendidikan dari ayahnya yang juga seorang ilmuwan, Jabir Ibn San'an Al-Battani. Keyakinan ini menguat dengan adanya bukti kemampuan Al Battani membuat dan menggunakan sejumlah perangkat alat astronomi seperti yang dilakukan ayahnya.
Beberapa saat kemudian, ia meninggalkan Harran menuju Raqqa yang terletak di tepi Sungai Eufrat, di sana ia melanjutkan pendidikannya. Di kota inilah ia melakukan beragam penelitian hingga ia menemukan berbagai penemuan cemerlangnya. Pada saat itu, Raqqa menjadi terkenal dan mencapai kemakmuran. Ini disebabkan karena kalifah Harun Al Rashid, khalifah kelima dalam dinasti Abbasiyah, pada 14 September 786 membangun sejumlah istana di kota tersebut. Ini merupakan penghargaan atas sejumlah penemuan yang dihasilkan oleh penelitian yang dilakukan Al Battani. Usai pembangunan sejumlah istana di Raqqa, kota ini menjadi pusat kegiatan baik ilmu pengetahuan maupun perniagaan yang ramai.
Baca Selengkapnya >>

URUTAN PENCIPTAAN INDERA


Dan dialah yang menciptakan bagi kamu sekalian,Pendengaran,Penglihatan dan hati.(Surah Al Mukminun ayat 78 )

Dalam ayat diatas Al Quran menyatakan  urutan penciptaan indra manusia sejak dalam kandungan.hal ini tentunya sangat menarik dan menakjubkan mengingat tidak adanya pengetahuan mengenai embryologi pada saat Al Quran diturunkan,dimana dengan tegas dinyatakan bahwa urutan penciptaan pertama adalah pendengaran,kemudian penglihatan,dan berikutnya adalah hati.hati disini tentunya dalam konteks alat untuk berpikir yaitu otak.bukan dalam pengertian liver.


Lalu bagaimana menurut sains,apakah urutan penciptaan tersebut sesuai dengan apa yang diketahui oleh sains pada masa sekarang ini?

Mari kita simak pendapat dari seorang pakar dalam ilmu embryology,yaitu Prof.Keith L.Moore.seorang pakar yang sangat terkenal dalam bidang anatomy dan embryology di dunia.dalam tulisannya yang dipublikasikan pada Journal of Islamic medical association,beliau mengatakan “selama masa perkembangan foetus (janin),mata mulai terbentuk setelah organ telinga bagian dalam terbentuk.kemudian otak sebagai pusat pemikiran dan perasaan terbentuk setelah telinga dan mata.

Telinga foetus mulai terbentuk ketika kehamilan menginjak hari ke 22,dan bentuk telinga mulai menjadi sempurna perkembangannya pada masa kehamilan bulan ke empat.pada saat itu,foetus mulai dapat mendengar suara suara dalam rahim ibunya.oleh karena itu,indra pendengaran adalah indra yang pertama kali terbentuk sebelum semua organ vital lain. Dan Al Quran telah menyatakannya dengan tepat,sesuai dengan urutannya.

sumber
Baca Selengkapnya >>

Tahukah Anda: Islam Masuk ke Nusantara Saat Rasulullah SAW Masih Hidup

Monday, April 2, 2012


Islam masuk ke Nusantara dibawa para pedagang dari Gujarat, India, di abad ke 14 Masehi. Teori masuknya Islam ke Nusantara dari Gujarat ini disebut juga sebagai Teori Gujarat. Demikian menurut buku-buku sejarah yang sampai sekarang masih menjadi buku pegangan bagi para pelajar kita, dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas, bahkan di beberapa perguruan tinggi.

Namun, tahukah Anda bahwa Teori Gujarat ini berasal dari seorang orientalis asal Belanda yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk menghancurkan Islam?

Orientalis ini bernama Snouck Hurgronje, yang demi mencapai tujuannya, ia mempelajari bahasa Arab dengan sangat giat, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya.

Menurut sejumlah pakar sejarah dan juga arkeolog, jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina, Nusantara, dan Arab. Jalur perdagangan selatan ini sudah ramai saat itu.
Mengutip buku Gerilya Salib di Serambi Makkah (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2006) yang banyak memaparkan bukti-bukti sejarah soal masuknya Islam di Nusantara, Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University, telah melakukan banyak penelitian arkeologis di Polynesia dan Asia Tenggara.

Bellwood menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad kelima masehi, yang berarti Nabi Muhammad SAW belum lahir, beberapa jalur perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan Nusantara dengan Cina. Temuan beberapa tembikar Cina serta benda-benda perunggu dari zaman Dinasti Han dan zaman-zaman sesudahnya di selatan Sumatera dan di Jawa Timur membuktikan hal ini.

Dalam catatan kakinya Bellwood menulis, “Museum Nasional di Jakarta memiliki beberapa bejana keramik dari beberapa situs di Sumatera Utara. Selain itu, banyak barang perunggu Cina, yang beberapa di antaranya mungkin bertarikh akhir masa Dinasti Zhou (sebelum 221 SM), berada dalam koleksi pribadi di London. Benda-benda ini dilaporkan berasal dari kuburan di Lumajang, Jawa Timur, yang sudah sering dijarah…” Bellwood dengan ini hendak menyatakan bahwa sebelum tahun 221 SM, para pedagang pribumi diketahui telah melakukan hubungan dagang dengan para pedagang dari Cina.

Masih menurutnya, perdagangan pada zaman itu di Nusantara dilakukan antar sesama pedagang, tanpa ikut campurnya kerajaan, jika yang dimaksudkan kerajaan adalah pemerintahan dengan raja dan memiliki wilayah yang luas. Sebab kerajaan Budha Sriwijaya yang berpusat di selatan Sumatera baru didirikan pada tahun 607 Masehi (Wolters 1967; Hall 1967, 1985). Tapi bisa saja terjadi, “kerajaan-kerajaan kecil” yang tersebar di beberapa pesisir pantai sudah berdiri, walau yang terakhir ini tidak dijumpai catatannya.

Di Jawa, masa sebelum masehi juga tidak ada catatan tertulisnya. Pangeran Aji Saka sendiri baru “diketahui” memulai sistem penulisan huruf Jawi kuno berdasarkan pada tipologi huruf Hindustan pada masa antara 0 sampai 100 Masehi. Dalam periode ini di Kalimantan telah berdiri Kerajaan Hindu Kutai dan Kerajaan Langasuka di Kedah, Malaya. Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an Masehi. Di Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 Masehi dan mencapai kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya.
 
Temuan G. R Tibbets
Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara—terutama Sumatera dan Jawa—dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu.

“Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi, ” tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China.

Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M—hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab—di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya.

Di perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuan lokal secara damai. Mereka sudah beranak–pinak di sana. Dari perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat pengajian al-Qur’an dan pengajaran tentang Islam sebagai cikal bakal madrasah dan pesantren, umumnya juga merupakan tempat beribadah (masjid).

Temuan ini diperkuat Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika.
 
Pembalseman Firaun Ramses II Pakai Kapur Barus Dari Nusantara
Dari berbagai literatur, diyakini bahwa kampung Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera itu bernama Barus atau yang juga disebut Fansur. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Di zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya. Namun ketika Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalam wilayah Aceh.

Amat mungkin Barus merupakan kota tertua di Indonesia mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya.

Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus.

Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum Masehi!

Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada era itu.

Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise D’extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerjasama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya.

Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itu sangatlah makmur.

Di Barus dan sekitarnya, banyak pedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh, dan sebagainya hidup dengan berkecukupan. Mereka memiliki kedudukan baik dan pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (Kerajaan Budha Sriwijaya). Bahkan kemudian ada juga yang ikut berkuasa di sejumlah bandar. Mereka banyak yang bersahabat, juga berkeluarga dengan raja, adipati, atau pembesar-pembesar Sriwijaya lainnya. Mereka sering pula menjadi penasehat raja, adipati, atau penguasa setempat. Makin lama makin banyak pula penduduk setempat yang memeluk Islam. Bahkan ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang akhirnya masuk Islam. Tentunya dengan jalan damai (Rz/eramuslim)

 
Sejarahwan T. W. Arnold dalam karyanya “The Preaching of Islam” (1968) juga menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M.

Setelah abad ke-7 M, Islam mulai berkembang di kawasan ini, misal, menurut laporan sejarah negeri Tiongkok bahwa pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara (F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159).

Bukti lainnya, di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, sebuah batu nisan kepunyaan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun bertanggal tahun 1082 telah ditemukan. Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M (S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39).

Dari bukti-bukti di atas, dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup. Secara ringkas dapat dipaparkan sebagai berikut: Rasululah menerima wahyu pertama di tahun 610 M, dua setengah tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama tahun 613 M), lalu tiga tahun lamanya berdakwah secara diam-diam—periode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama tahun 616 M), setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari Makkah ke seluruh Jazirah Arab.

Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Rasulullah SAW memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam.

Selaras dengan zamannya, saat itu umat Islam belum memiliki mushaf Al-Qur’an, karena mushaf Al-Qur’an baru selesai dibukukan pada zaman Khalif Utsman bin Affan pada tahun 30 H atau 651 M. Naskah Qur’an pertama kali hanya dibuat tujuh buah yang kemudian oleh Khalif Utsman dikirim ke pusat-pusat kekuasaan kaum Muslimin yang dipandang penting yakni (1) Makkah, (2) Damaskus, (3) San’a di Yaman, (4) Bahrain, (5) Basrah, (6) Kuffah, dan (7) yang terakhir dipegang sendiri oleh Khalif Utsman.

Naskah Qur’an yang tujuh itu dibubuhi cap kekhalifahan dan menjadi dasar bagi semua pihak yang berkeinginan menulis ulang. Naskah-naskah tua dari zaman Khalifah Utsman bin Affan itu masih bisa dijumpai dan tersimpan pada berbagai museum dunia. Sebuah di antaranya tersimpan pada Museum di Tashkent, Asia Tengah.

Mengingat bekas-bekas darah pada lembaran-lembaran naskah tua itu maka pihak-pihak kepurbakalaan memastikan bahwa naskah Qur’an itu merupakan al-Mushaf yang tengah dibaca Khalif Utsman sewaktu mendadak kaum perusuh di Ibukota menyerbu gedung kediamannya dan membunuh sang Khalifah.

Perjanjian Versailes (Versailes Treaty), yaitu perjanjian damai yang diikat pihak Sekutu dengan Jerman pada akhir Perang Dunia I, di dalam pasal 246 mencantumkan sebuah ketentuan mengenai naskah tua peninggalan Khalifah Ustman bin Affan itu yang berbunyi: (246) Di dalam tempo enam bulan sesudah Perjanjian sekarang ini memperoleh kekuatannya, pihak Jerman menyerahkan kepada Yang Mulia Raja Hejaz naskah asli Al-Qur’an dari masa Khalif Utsman, yang diangkut dari Madinah oleh pembesar-pembesar Turki, dan menurut keterangan, telah dihadiahkan kepada bekas Kaisar William II (Joesoef Sou’yb, Sejarah Khulafaur Rasyidin, Bulan Bintang, cet. 1, 1979, hal. 390-391).

Sebab itu, cara berdoa dan beribadah lainnya pada saat itu diyakini berdasarkan ingatan para pedagang Arab Islam yang juga termasuk para al-Huffadz atau penghapal al-Qur’an.

Menengok catatan sejarah, pada seperempat abad ke-7 M, kerajaan Budha Sriwijaya tengah berkuasa atas Sumatera. Untuk bisa mendirikan sebuah perkampungan yang berbeda dari agama resmi kerajaan—perkampungan Arab Islam—tentu membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum diizinkan penguasa atau raja. Harus bersosialisasi dengan baik dulu kepada penguasa, hingga akrab dan dipercaya oleh kalangan kerajaan maupun rakyat sekitar, menambah populasi Muslim di wilayah yang sama yang berarti para pedagang Arab ini melakukan pembauran dengan jalan menikahi perempuan-perempuan pribumi dan memiliki anak, setelah semua syarat itu terpenuhi baru mereka—para pedagang Arab Islam ini—bisa mendirikan sebuah kampung di mana nilai-nilai Islam bisa hidup di bawah kekuasaan kerajaan Budha Sriwijaya.

Perjalanan dari Sumatera sampai ke Makkah pada abad itu, dengan mempergunakan kapal laut dan transit dulu di Tanjung Comorin, India, konon memakan waktu dua setengah sampai hampir tiga tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2, 5 tahun, maka yang didapat adalah tahun 622 Masehi lebih enam bulan. Untuk melengkapi semua syarat mendirikan sebuah perkampungan Islam seperti yang telah disinggung di atas, setidaknya memerlukan waktu selama 5 hingga 10 tahun.

Jika ini yang terjadi, maka sesungguhnya para pedagang Arab yang mula-mula membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi pertama para shahabat Rasulullah, segenerasi dengan Ali bin Abi Thalib r. A..

Kenyataan inilah yang membuat sejarawan Ahmad Mansyur Suryanegara sangat yakin bahwa Islam masuk ke Nusantara pada saat Rasulullah masih hidup di Makkah dan Madinah. Bahkan Mansyur Suryanegara lebih berani lagi dengan menegaskan bahwa sebelum Muhammad diangkat menjadi Rasul, saat masih memimpin kabilah dagang kepunyaan Khadijah ke Syam dan dikenal sebagai seorang pemuda Arab yang berasal dari keluarga bangsawan Quraisy yang jujur, rendah hati, amanah, kuat, dan cerdas, di sinilah ia bertemu dengan para pedagang dari Nusantara yang juga telah menjangkau negeri Syam untuk berniaga.

Sebab itu, ketika Muhammad diangkat menjadi Rasul dan mendakwahkan Islam, maka para pedagang di Nusantara sudah mengenal beliau dengan baik dan dengan cepat dan tangan terbuka menerima dakwah beliau itu,” ujar Mansyur yakin.

Dalam literatur kuno asal Tiongkok tersebut, orang-orang Arab disebut sebagai orang-orang Ta Shih, sedang Amirul Mukminin disebut sebagai Tan mi mo ni’. Disebutkan bahwa duta Tan mi mo ni’, utusan Khalifah, telah hadir di Nusantara pada tahun 651 Masehi atau 31 Hijriah dan menceritakan bahwa mereka telah mendirikan Daulah Islamiyah dengan telah tiga kali berganti kepemimpinan. Dengan demikian, duta Muslim itu datang ke Nusantara di perkampungan Islam di pesisir pantai Sumatera pada saat kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M). Hanya berselang duapuluh tahun setelah Rasulullah SAW wafat (632 M).

Catatan-catatan kuno itu juga memaparkan bahwa para peziarah Budha dari Cina sering menumpang kapal-kapal ekspedisi milik orang-orang Arab sejak menjelang abad ke-7 Masehi untuk mengunjungi India dengan singgah di Malaka yang menjadi wilayah kerajaan Budha Sriwijaya.
 
Gujarat Sekadar Tempat SinggahJelas, Islam di Nusantara termasuk generasi Islam pertama. Inilah yang oleh banyak sejarawan dikenal sebagai Teori Makkah. Jadi Islam di Nusantara ini sebenarnya bukan berasal dari para pedagang India (Gujarat) atau yang dikenal sebagai Teori Gujarat yang berasal dari Snouck Hurgronje, karena para pedagang yang datang dari India, mereka ini sebenarnya berasal dari Jazirah Arab, lalu dalam perjalanan melayari lautan menuju Sumatera (Kutaraja atau Banda Aceh sekarang ini) mereka singgah dulu di India yang daratannya merupakan sebuah tanjung besar (Tanjung Comorin) yang menjorok ke tengah Samudera Hindia dan nyaris tepat berada di tengah antara Jazirah Arab dengan Sumatera.

Bukalah atlas Asia Selatan, kita akan bisa memahami mengapa para pedagang dari Jazirah Arab menjadikan India sebagai tempat transit yang sangat strategis sebelum meneruskan perjalanan ke Sumatera maupun yang meneruskan ekspedisi ke Kanton di Cina. Setelah singgah di India beberapa lama, pedagang Arab ini terus berlayar ke Banda Aceh, Barus, terus menyusuri pesisir Barat Sumatera, atau juga ada yang ke Malaka dan terus ke berbagai pusat-pusat perdagangan di daerah ini hingga pusat Kerajaan Budha Sriwijaya di selatan Sumatera (sekitar Palembang), lalu mereka ada pula yang melanjutkan ekspedisi ke Cina atau Jawa.

Disebabkan letaknya yang sangat strategis, selain Barus, Banda Aceh ini telah dikenal sejak zaman dahulu. Rute pelayaran perniagaan dari Makkah dan India menuju Malaka, pertama-tama diyakini bersinggungan dahulu dengan Banda Aceh, baru menyusuri pesisir barat Sumatera menuju Barus. Dengan demikian, bukan hal yang aneh jika Banda Aceh inilah yang pertama kali disinari cahaya Islam yang dibawa oleh para pedagang Arab. Sebab itu, Banda Aceh sampai sekarang dikenal dengan sebutan Serambi Makkah.
Baca Selengkapnya >>

INSPIRASI SEHAT

More on this category »

FLORA DAN FAUNA

More on this category »

INSPIRATIF

More on this category »

SEJARAH

More on this category »

UNIK DAN ANEH

More on this category »

SEKITAR KITA

More on this category »